Cute Light Pink Flying Butterfly

Rabu, 22 Februari 2017

MAKALAH: Leadership


MAKALAH
PENGANTAR MANAJEMEN
(LEADERSHIP)

OLEH:
KELAS             : A5
KELOMPOK     : 2 (DUA)
MODERATOR   : MAHMUD (14.01.0037/M)
NOTULEN         :   IKA FITRIANINGSIH (14.01.0019/M)
PENYAJI         :   KSATRIA Y. S EMA (14.01.0235/M)
ANGGOTA        :   -HAZHIYAH RAMADHANI (14.01.0046/M)
                            -GABRIEL SALVESTER STALONE (14.01.0144/M)
                            -IRENA PUSPITASARI (14.01.0235/M)
                            -KHAERUNNAS (14.01.0166/M)
                            -MAULUDIN (14.01.0218/M)
                            -M. AGUS FADILLAH (14.01.0073/M)
                            -M. JAELANI (14.01.0023/M)
                            -M. SYAHRIJAL (14.01.018/M)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) BIMA
TAHUN AKADEMIK 2014-2015

KATA PENGANTAR


Puja dan puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena tanpa rahmat, taufik dan hidayah-Nya kami semua tidak dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini tepat pada waktunya walaupun dalam bentuk maupun isi yang sederhana.
Harapan kami semoga makalah ini dapat digunakan sebagai acuan, pedoman maupun petunjuk bagi para pembaca, namun yang paling utama semoga makalah ini dapat menambah wawasan para pembaca mengenai materi yang kami bahas dalam makalah ini.
Kami dari kelompok 2 menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih membutuhkan banyak perbaikan. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca yang membangun sangat kami butuhkan untuk menyempurnakan pembuatan makalah-makalah kami yang akan datang.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan pembuatan makalah ini dari awal sampai akhir.Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa membalas jasa-jasanya dan senantiasa meridhai kita semua. Amiin…





Bima, 10 Desember 2014


Penyusun
(Kelompok 2)


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...……………………………………………………..2
DAFTAR ISI…………………………………….…………………………...3
BAB 1 | PENDAHULUAN……………………………………………….…4
A.     LATAR BELAKANG……………………………..…………………….…...4
B.     RUMUSAN MASALAH……………………………….…………….……...5
C.     TUJUAN………………………………………………………….…………5
BAB 2 | ISI……………………………………………...………….…………6
A.     DEFINISIKEPEMIMPINAN……….………………..……………………6
B.     TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN…….………………….……………....8
C.     FUNGSI DAN GAYA KEPEMIMPINAN…………………………….…12
1.         Fungsi Kepemimpinan……....………………………………………....12
2.         Gaya Kepemimpinan……………...…………...……………………….13
D.    KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL DAN TRANSFORMASIONAL…………………………………………….....…15
1.         Kepemimpinan Transaksional…….…………………..………………15
2.         Kepemimpinan Transformasional…………………………………......15
E.     PEMIMPIN……………………………...…………………………………16
1.         Kriteria Seorang Pemimpin………………………………….....……...16
2.         Peranan Pemimpin…………………………………………………….17
3.         Tugas Pemimpin………………………………………………………19
4.         Pemimpin Sejati………………………………………….………….....20
5.         Syarat Menjadi Pemimpin…………………………………………......21
F.     MENGEMBANGKAN JIWA KEPEMIMPINAN……………………......23
BAB 3 | PENUTUP………………………………………………………...25
A.     KESIMPULAN…………………………………………………………….25
B.     SARAN DAN KRITIK…………………………………………………….27
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….28



BAB 1
           PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Kepemimpinan (leadership) merupakan suatu hal yang tidak dapat terlepas dari kehidupan kita sebagai suatu makhluk sosial. Dalam kehidupannya manusia selalu tidak terlepas dari apa itu yang dinamakan interaksi, baik itu dengan sesamanya mau lingkungan kehidupannya. Ketika suatu individu telah masuk dalam suatu lingkungan kelompok atau organisasi, manusia tersebut haruslah mampu menciptakan kondisi yang harmonis antar anggota kelompok atau organisasi yang dimasukinya.Setiap anggota kelompok haruslah saling menghargai dan menghormati agar suatu tujuan yang telah dibuat bersama dapat tercapai, untuk itulah peran leadership dibutuhkan guna mencapai hal tersebut.
Setiap manusia pada dasarnya telah memiliki jiwa kepemimpinan sejak mereka dilahirkan kedunia ini, karena tujuan utama manusia diciptakan adalah untuk menjadi pemimpin di muka bumi. Jiwa kepemimpinan itu dapat terlihat atau tidaknya tergantung bagaimana kita mengolah dan mengembangkan kemampuan itu sendiri.Gaya kepemimpinan setiap individu itupun berbeda-beda, hal tersebut tergantung pada bagaimana kita tadi mengembangkan jiwa kepemimpinan dan mendefinisikan kepemimpinan tersebut, karena tentunya setiap individu memiliki definisi tersendiri tentang kepemimpinan.
Sering orang mengatakan bahwa kepemimpinan merupakan inti daripada manajemen.Memang demikianlah karena tanpa adanya seorang pemimpin maka fungsi-fungsi dalam suatu manajemen tersebut tidak dapat berjalan tanpa adanya seorang pemimpin yang mengatur, mengarahkan serta menjalankan hal tersebut.Atau dengan kata lain kepemimpinan merupakan “motor  atau daya penggerak daripada semua sumber-sumber dan alat-alat (resources) yang tersedia bagi suatu organisasi”.




B.     RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas maka muncul beberapa permasalahan yang timbul antara lain:
a.       Apa itu leadership (kepemimpinan) ?
b.       Bagaimana mengembangkan jiwa kepemimpinan tersebut ?
c.        Apa sajakah tugas seorang pemimpin ?

C.     TUJUAN

Adapun tujuan penulisan makalah ini antara lain:
a.       Untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah pengantar manajemen.
b.       Diharpkan mahasiswa mampu mendefinisikan makna dari kepemimpinan.
c.        Diharapkan dengan adanya makalah ini mahasiswa mampu mengembangkan jiwa kepemimpinan dalam diri masing-masing.
d.       Untuk memahami tugas-tugas seorang pemimpin.















BAB 2
         ISI

A.    DEFINISI KEPEMIMPINAN

Dalam suatu organisasi atau kelompok kita sering mendengar istilah kepemimpinan, pemimpin dan kekuasaan. Bagi orang awam istilah-istilah tersebut mungkin diartikan serupa, karena kalau dilihat sekilas mungkin istilah-istilah tersebut tidak memiliki perbedaan sama sekali, namun dalam konteks sebenarnya istilah-istilah tersebut berbeda.
Pemimpin adalah orang yang memiliki wewenang untuk menjalankan fungsi kepemimpinan yang meliputi mengatur, mengarahkan, mengorganisasikan maupun membantu mengembangkan kemampuan dalam diri orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya (bawahan) sehingga mampu menjalankan tugas-tugasnya dengan baik dan dapat bersama-sama mencapai suatu tujuan organisasi atau perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan Kepemimpinan itu sendiri dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses untuk mempengaruhi, memotivasi, memberi contoh serta mengajak seseorang dari pemimpin kepada bawahan untuk mau bekerja samadalam mencapai suatu tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Sedangkan kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan apa yang diinginkan pihak lainnya.
Faktor-faktor penting yang terdapat dalam pengertian kepemimpinan:
*      Pendayagunaan Pengaruh
*      Hubungan Antar Manusia
*      Proses Komunikasi dan
*      Pencapaian Suatu Tujuan.
Unsur-Unsur Mendasar
Unsur-unsur yang mendasari kepemimpinan dari definisi-definisi yang dikemukakan di atas, adalah:
*      Kemampuan mempengaruhi orang lain (kelompok/bawahan).
*      Kemampuan mengarahkan atau memotivasi tingkah laku orang lain atau kelompok.
*      Adanya unsur kerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
         Setiap orang dalam mengartikan suatu istilah tentu saja memiliki pemikiran atau pendapat yang berbeda-beda baik dari para ahli maupun bukan, hal ini tentunya menyebabkan munculnya beberapa pemikiran atau pendapat yang berbeda-beda pula dalam hal mendefinisikan istilah pemimpin dan kepemimpinan.
Adapun pendapat-pendapat para ahli tentang arti dari kepemimpinan antara lain:
1.       Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003)
Menurutnnya kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
2.       Young (dalam kartono, 2003)
Kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.
3.       George R. Terry
Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
4.       E. S Bogardus “Leader and Leadership”
Kepemimpinan sebagai kepribadian yang beraksi dalam kondisi-kondisi kelompok.
Tidak saja kepemimpinan itu suatu kepribadian dan suatu gejala kelompok; ia juga merupakan suatu proses sosial yang melibatkan sejumlah orang dalam kontak mental dalam mana seseorang mendominasi orang-orang lain.
5.       Rivai dan Mulyadi (dalam Teguh Sriwidadi dan Oey Charlie, 2011)
Kepemimpinan adalah sebagai proses mengarahkan dan memengaruhi aktivitas-aktivitas yang ada hubungannya dengan pekerjaan para anggota kelompok.
Adapun pendapat para ahli tentang pemimpin antara lain:
1.       Drs. H. Malayu S. P. Hasibuan
Pemimpin adalah seseorang dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan.
2.       Robert Tanembaum
Pemimpin adalah mereka yang menggunakan wewenang formal untuk mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol para bawahan yang bertanggung jawab, supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan perusahaan.
3.       Prof. Maccoby
pertama-tama harus seorang yang mampu menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya. Pemimpin yang baik untuk masa kini adalah orang yang religius, dalam artian menerima kepercayaan etnis dan moral dari berbagai agama secara kumulatif, kendatipun ia sendiri mungkin menolak ketentuan gaib dan ide ketuhanan yang berlainan.
4.       Lao Tzu
Pemimpin yang baik adalah seorang yang membantu mengembangkan orang lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagi memerlukan pemimpinnya itu
5.       Pancasila
Pemimpin harus bersikap sebagai pengasuh yang mendorong, menuntun, dan membimbing asuhannya. Dengan kata lain, beberapa asas utama dari kepemimpinan Pancasila adalah:
v  Ing Ngarsa Sung Tuladha: Pemimpin harus mampu dengan sifat dan perbuatannya menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan bagi orang – orang yang dipimpinnya.
v  Ing Madya Mangun Karsa: Pemimpin harus mampu membangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi pada orang – orang yang dibimbingnya.
v  Tut Wuri Handayani: Pemimpin harus mampu mendorong orang–orang yang diasuhnya berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab.
Dalam suatu oragnisasi istilah kepemimpinan atau pemimpin tidak akan terbentuk tanpa adanya unsur-unsur didalamnya. karenasecara dasar, unsur-unsur itulah yang membentuk arti kepemimpinan atau pemimpin, unsur-unsur itu antara lain:
a.       Adanya bawahan
b.       Adanya situasi dimana pemimpin berinteraksi dengan bawahan
c.        Adanya pembagian wewenang
d.       Adanya tujuan yang ingin dicapai bersama



B.     TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN

Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara efektif serta menunjang kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan. Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa teori tentang kepemimpinan antara lain :
1)      Teori Kepemimpinan Sifat (Trait Teory)
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan ”The Greatma Theory”. Dalam perkembanganya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa sifat – sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian.
Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi, antara lain :
                                       *         Kecerdasan
Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang tinggi di atas kecerdasan rata – rata dari pengikutnya akan mempunyai kesempatan berhasil yang lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengikutnya.
                                       *         Kedewasaan dan Keleluasaan Sosial
Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang matang dan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panik dan goyah dalam mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya.
                                       *         Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi
Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian tercermin pada kinerja yang optimal, efektif dan efisien.
                                       *         Sikap Hubungan Kemanusiaan
Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para pengikutnya mampu berpihak kepadanya.
2)      Teori Kepemimpinan Perilaku
Teori-teori yang mengemukakan bahwa beberapa perilaku tertentu  membedakan antara pemimpin dengan mereka yang bukan pemimpin.
Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki kecendrungan kearah 2 hal, yaitu:
o   Konsiderasi dan Inisiasi
Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal ini seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan bawahan. Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.
o   Berorientasi Kepada Bawahan dan Produksi
Perilaku pemimpin yang berorientasi kepada bawahan ditandai oleh penekanan pada hubungan atasan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan serta menerima perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan.Sedangkan perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi memiliki kecenderungan penekanan pada segi teknis pekerjaan, pengutamaan penyelenggaraan dan penyelesaian tugas serta pencapaian tujuan.
Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi pula.
3)      Teori Kewibawaan Pemimpin
Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.
4)      Teori Kepemimpinan Situasi
Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.
Dalam teori situasional terdapat 3 teori kunci yaitu:
*      Fliedler Model
Teori bahwa kelompok yang efektif bergantung pada kesesuaian antara gaya interaksi seorang pemimpin dengan bawahannya serta sejauh mana situasi tersebut menghasilkan kendali dan pengaruh untuk pemimpin tersebut.
Mengasumsikan gaya kepemimpinan (berdasarkan pada orientasi    tugas atau hubungan dalam LPC (Least Preferred Coworker) questionnaire) adalah tetap.
Berdasarkan pada 3 faktor situasional:
a.       Hubungan pemimpin-anggota: tingkat kepatuhan, kepercayaan, dan rasa hormat para anggota terhadap pemimpin mereka.
b.       Struktur tugas: tingkat struktur dalam pekerjaan (terstruktur atau tidak terstruktur)
c.        Kekuatan posisi: kemampuan pemimpin untuk merekrut, memecat serta mempromosikan.
*      Hersey and Blanchard’s Situational Leadership Theory
Sebuah model yang berfokus pada kesiapan” para pengikut.
·         Pengikut dapat menerima atau menolak pemimpin
·         Efektivitas tergantung pada respon pengikut  terhadap tindakan pemimpin
·         "Kesiapan" adalah sejauh mana orang memiliki kemampuan dan kesediaan untuk menyelesaikan tugas tertentu
*      Path-Goal Theory
·         Pemimpin memberikan pengikut informasi, dukungan, dan sumber daya untuk membantu mereka mencapai tujuan mereka.
·         Pemimpin membantu memperjelas "jalan" untuk tujuan pekerja
·         Pemimpin dapat menampilkan jenis kepemimpinan ganda
Empat jenis pemimpin :
o   Direktif: berfokus pada pekerjaan yang harus dilakukan
o   Suportif: berfokus pada kebutuhan para pengikut
o   Partisipatif: berunding dengan karyawan dalam pengambilankeputusan
o   Berorientasi pencapaian: menetapkan tujuan-tujuan yang besar dan menantang

Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh ciri kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor waktu dan ruang. Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan tertentu menurut Sondang P. Siagian (1994:129) yaitu:
o   Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas;
o   Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan;
o   Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan;
o   Norma yang dianut kelompok;
o   Rentang kendali;
o   Ancaman dari luar organisasi;
o   Tingkat stress;
o    Iklim yang terdapat dalam organisasi.
Efektivitas kepemimpinan seseorang ditentukan oleh kemampuan "membaca" situasi yang dihadapi dan menyesuaikan gaya kepemimpinannya agar cocok dengan dan mampu memenuhi tuntutan situasi tersebut. Penyesuaian gaya kepemimpinan dimaksud adalah kemampuan menentukan ciri kepemimpinan dan perilaku tertentu karena tuntutan situasi tertentu. Sehubungan dengan hal tersebut berkembanglah model-model kepemimpinan berikut:
a.   Model kontinuum Otokratik-Demokratik
Gaya dan perilaku  kepemimpinan tertentu selain berhubungan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi, juga berkaitan dengan fungsi kepemimpinan tertentu yang harus diselenggarakan. Contoh: dalam hal pengambilan keputusan, pemimpin bergaya otokratik akan mengambil keputusan sendiri, ciri kepemimpinan yang menonjol  ketegasan disertai perilaku yang berorientasi pada penyelesaian tugas.Sedangkan pemimpin bergaya demokratik akan mengajak bawahannya untuk berpartisipasi. Ciri kepemimpinan yang menonjol di sini adalah menjadi pendengar yang baik disertai  perilaku memberikan perhatian pada kepentingan dan kebutuhan bawahan. 
b.   Model " Interaksi Atasan-Bawahan"
Menurut model ini, efektivitas kepemimpinan seseorang tergantung pada interaksi yang terjadi antara pemimpin dan bawahannya dan sejauhmana interaksi tersebut mempengaruhi perilaku pemimpin yang bersangkutan.
Seorang  akan menjadi pemimpin yang efektif, apabila:
o   Hubungan atasan dan bawahan dikategorikan baik
o   Tugas yang harus dikerjakan bawahan disusun pada tingkat struktur yang tinggi
o   Posisi kewenangan pemimpin tergolong kuat
c.   Model Situasional
Model ini menekankan bahwa efektivitas kepemimpinan seseorang tergantung pada pemilihan gaya kepemimpinan yang tepat untuk menghadapi situasi tertentu dan tingkat kematangan jiwa bawahan. Dimensi kepemimpinan yang digunakan dalam model ini adalah perilaku pemimpin yang berkaitan dengan tugas kepemimpinannya dan hubungan atasan-bawahan. Berdasarkan dimensi tersebut, gaya kepemimpinan yang dapat digunakan adalah
o   Memberitahukan
o   Menjual
o   Mengajak bawahan berperan serta
o   Melakukan pendelegasian
d.   Model " Jalan- Tujuan "
Seorang pemimpin yang efektif menurut model ini adalah pemimpin yang mampu menunjukkan jalan yang dapat ditempuh bawahan.Salah satu mekanisme untuk mewujudkan hal tersebut yaitu kejelasan tugas yang harus dilakukan bawahan dan perhatian pemimpin kepada kepentingan dan kebutuhan bawahannya.Perilaku pemimpin berkaitan dengan hal tersebut   harus merupakan faktor motivasional bagi bawahannya.
e.   Model "Pimpinan-Peran serta Bawahan" :
Perhatian utama model ini adalah perilaku pemimpin dikaitkan dengan proses pengambilan keputusan. Perilaku pemimpin perlu disesuaikan dengan struktur tugas yang harus diselesaikan oleh bawahannya.
Salah satu syarat penting untuk paradigma tersebut adalah adanya serangkaian ketentuan yang harus ditaati oleh bawahan dalam menentukan bentuk dan tingkat peran serta bawahan dalam pengambilan keputusan. Bentuk dan tingkat peran serta bawahan tersebut "didiktekan" oleh situasi yang dihadapi dan masalah yang ingin dipecahkan melalui proses pengambilan keputusan.
5)      Teori Kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang positif antara pemimpin dengan pengikutnya.Teori Kelompok dalam kepemimpinan (group theory of leadership) dikembangkan atas dasar ilmu psikologi sosial.Teori ini menyatakan bahwa untuk pencapaian tujuan-tujuan kelompok harus ada pertukaran yang positif antara pemimpin dan bawahannya.
6)      Teori Genetis

Teori ini menyatakan bahwa seorang pemimpin lahir bukan karena dibuat, tetapi dia lahir menjadi pemimpin oleh bakat-bakat yang luar biasa sejak dilahirkan. Dalam dirinya mengalir bakat-bakat dari orangtuanya maupun nenek moyangnya. Pemimpin yang lahir dari faktor genetis, biasanya memiliki kemampuan yang luar biasa yang nampak sejak kecil.
7)      Teori Sosial
Lain halnya dengan teori genetis, teori sosial bertolak belakang dengan teori genetis.Teori sosial lebih menekan bahwa seorang pemimpin dapat disiapkan, dididik, dibentuk, dan tidak dilahirkan begitu saja.Setiap orang bisa menjadi pemimpin melalui usaha penyiapan dan pendidikan, serta didorong oleh kemauan sendiri.Salah satu wadah persiapan bagi pemimpin adalah lembaga yang bernama sekolah, madrasah, pesantren maupun pelatihan-pelatihan khusus untuk mencetak seorang pemimpin.
8)      Teori Ekologis
Teori ini merupakan teori yang mencoba mensistensikan kedua teori di atas, yaitu genetis dan sosial.Teori ekologis lebih fleksibel.Teori ini menyatakan bahwa seorang pemimpin sukses menjadi pemimpin bila sejak lahir dia telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan dan bakat-bakat ini sempat dikembangkan melalui pengalaman dan usaha pendidikan, juga sesuai dengan tuntutan ekologis lingkungannya.


C.     FUNGSI DAN GAYA KEPEMIMPINAN
1.      Fungsi Kepemimpinan

Dalam upaya mewujudkan kepemimpinan yang efektif, maka kepemimpinan tersebut harus dijalankan sesuai dengan fungsinya.Fungsi kepemimpinan berhubungn langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok masing-masing yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada didalam, bukan berada diluar situasi itu.
Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah merupakan sesuatu fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan. Pada dasarnya fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu :
Ø  Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijaksanaan administrasi dan menyediakan fasilitasnya.
Ø  Fungsi sebagai Top Manajemen, yakni mengadakan planning, organizing, staffing, directing, commanding, controling, dan sebagainya.
Fungsi kepemimpinan menurut Hadari Nawawi memiliki dua dimensi yaitu:
1)      Dimensi yang berhubungan dengan tingkat kemampuan mengarahkan dalam tindakan atau aktifitas pemimpin, yang terlihat pada tanggapan orang-orang yang dipimpinya.
2)      Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan atau keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam melaksnakan tugas-tugas pokok kelompok atau organisasi, yang dijabarkan dan dimanifestasikan melalui keputusan-keputusan dan kebijakan pemimpin.

Berhubungan dengan kedua dimensi tersebut, menurut Hadari Nawawi, secara operasional dapat dibedakan lima fungsi pokok kepemimpinan, yaitu:
1)      Fungsi Instruktif.
Pemimpin berfungsi sebagai komunikator yang menentukan apa (isi perintah), bagaimana (cara mengerjakan perintah), bilamana (waktu memulai, melaksanakan dan melaporkan hasilnya), dan dimana (tempat mengerjakan perintah) agar keputusan dapat diwujudkan secara efektif. Sehingga fungsi orang yang dipimpin hanyalah melaksanakan perintah.
2)       Fungsi Konsultatif.
Pemimpin dapat menggunakan fungsi konsultatif sebagai komunikasi dua arah. Hal tersebut digunakan manakala pemimpin dalam usaha menetapkan keputusan yang memerlukan bahan pertimbangan dan berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya.
3)      Fungsi Partisipasi.
Dalam menjaiankan fungsi partisipasi pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam pengambilan keputusan maupun dalam melaksanakannya. Setiap anggota kelompok memperoleh kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan yang dijabarkan dari tugas-tugas pokok, sesuai dengan posisi masing-masing.
4)      Fungsi Delegasi
Dalam menjalankan fungsi delegasi, pemimpin memberikan pelimpahan wewenang membuay atau menetapkan keputusan. Fungsi delegasi sebenarnya adalah kepercayaan ssorang pemimpin kepada orang yang diberi kepercayaan untuk pelimpahan wewenang dengan melaksanakannya secara bertanggungjawab. Fungsi pendelegasian ini, harus diwujudkan karena kemajuan dan perkembangan kelompok tidak mungkin diwujudkan oleh seorang pemimpin seorang diri.
5)      Fungsi Pengendalian.
Fungsi pengendalian berasumsi bahwa kepemimpinan yang efektif harus mampu mengatur aktifitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Dalam melaksanakan fungsi pengendalian, pemimpin dapat mewujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan.

Kemudian menurut Yuki (1998) fungsi kepemimpinan adalah usaha mempengaruhi dan mengarahkan karyawan untuk bekerja keras, memiliki semangat tinggi, dan memotivasi tinggi guna mencapai tujuan organisasi.Hal ini terutama terikat dengan fungsi mengatur hubungan antara individu atau kelompok dalam organisasi.Selain itu, fungsi pemimpin dalam mempengaruhi dan mengarahkan individu atau kelompok bertujuan untuk membantu organisasi bergerak kearah pencapaian sasaran.Dengan demikian, inti kepemimpinan bukan pertama-tama terletak pada kedudukannya dalam organisasi, melainkan bagaimana pemimpin melaksanakan fungsinya sebagai pemimpin. Fungsi kepemimpinan yang hakiki adalah :
  • Selaku penentu arah yang akan ditempuh dalam usaha untuk pencapaian tujuan
  • Sebagai wakil dan juru bicara organisasi dalam hubungan dengan pihak luar.
  • Sebagai komunikator yang efektif.
  • Sebagai integrator yang efektif, rasional, objektif, dan netral.

2.      Gaya Kepemimpinan

Dari adanya berbagai teori kepemimpinan yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat diketahui bahwa teori kepemimpinan tertentu akan sangat mempengaruhi gaya kepemimpinan (Leadership Style), yakni pemimpin yang menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan segenap filsafat, keterampilan dan sikapnya. Gaya kepemimpinan adalah cara seorang pemimpan bersikap, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang lain dalam mempengaruhi orang untuk melakukan sesuatu. Gaya tersebut bisa berbeda – beda atas dasar motivasi, kuasa ataupun orientasi terhadap tugas atau orang tertentu.
Adapun gaya-gaya kepemimpinan antara lain:
a.       Otokratis (otoriter)
Gaya kepemimpinan dimana pemimpin memiliki kekuasaan penuh, dimana setiap hal yang diperintahkan olehnya harus dilaksanankan. Pada kepemimpinan seperti ini kekuasaan sangat dominan digunakan. Semua kebijakan atau dasar ditetapkan oleh pemimpin itu sendiri dan pelaksanaannya ditugaskan kepada bawahannya. Kepemimpinan ini pada umumnya bersifat negatif, karena ketika pemimpin telah membuat suatu keputusan atau kebijakan maka seluruh bawahannya harus menerima tanpa adanya kebebasan untuk menilai baik atau buruknya akibat yang akan ditimbulkan dan kepemimpinan ini didasarkan pada ancaman dan hukuman. Namun demikian, kepemimpinan ini memungkinkan pengambilan keputusan dengan cepat serta memungkinkan pendayagunaan pegawai yang kurang kompeten.
b.       Parsipatif
Gaya kepemimpinan dimana pemimpin mengikutsertakan para staf atau bawahan dalam pengambilan kebijakan atau keputusan untuk kepentingan bersama suatu organisasi kelompok atau perusahaan, sehingga keputusan atau kebijakan yang diambil tidak bersifak sepihak.
c.        Demokratis
Ditandai adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif. Di bawah kepemimpinan pemimpin yang demokratis cenderung bermoral tinggi dapat bekerjasama, mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri. Kepemimpinan seperti ini cenderung mengadakan musyawarah atau mufakat dengan setiap anggota kelompok untuk ikut serta dalam merumuskan tujuan-tujuan yang harus dicapai kelompok dan cara-cara mencapainya.
d.       Kendali bebas (laissez faire)
Pemimpin memberikan kekuasaan penuh terhadap bawahan, struktur organisasi bersifat longgar dan pemimpin bersifat pasif. Yaitu pemimpin menghindari kuasa dan tanggung jawab, kemudian menggantungkannya kepada kelompok baik dalam menetapkan tujuan dan menanggulangi masalahnya sendiri.
e.        Situasional
Disini faktor yang terpenting untuk menentukan jenis kepemimpinan ialah situasinya. Dimana pemimpin dan bawahan dapat menyesuaikan diri dengan situasi yang tengah dihadapi diikuti pula dengan penyesuaian sikap antar pemimpin dengan bawahan secara timbal balik.
f.         Kepemimpinan menurut perilaku pribadi
Lahir Sesuai dengan namanya perilaku dari pemimpin penting sekali dalam bentuk kepemimpinan ini.Ia akan cukup plaksibel untuk menggunakan tindakan yang sesuai untuk setiap situasi sambil memperhatikan kemampuan tingkat pengawasa yang di inginkan dan apakah pemimpin ingin memutuskan permasalahan yang bersangkutan.
g.       Kepemimpinan dengan tugas sentris atau pekerja sentris
Berbagai orang dalam situasi-situasi yang berlainan memberikan responsi yang berbeda terhadap kepemimpinan. Kepemimpinan tumbuh dari berbagai kekuatan yang beraksi dan mengadakan interaksi terus menerus dengan memberikan tekanan kepada:
a.       Pekerjaan yang sedang dilaksanakan,
b.      Orang-orang yang melaksanakan pekerjaan tersebut
h.       Kepemimpinan pribadi
Motivasi dan pengarahan menimbulkan kontrak antar pribadi pengawai.Lahirlah suatu hubungan yang dekat antara pemimpin dan bawahannya. Apabila mengikuti kepemimpinan pribadi maka situasinya diliputi oleh karakteristik pribadi  dan suasana yang informal
i.         Kepemimpinan paternalis
j.         Di dalam sistem kepemimpinan ini terdapat suatu pengaruh kebapakan antar pemimpin dengan kelompoknya tujuannya adalah untuk melindungi dan memperhatikan kesejahteraan pengikut-pengikutnya.
k.       Kepemimpinan alami
Jenis kepemimpinan ini berasal dari kelompok-kelompok yang secara informal. Berbagai pemimpin alami lahir untuk berbagai tujuan didalam kelompok yang sama. sukses dari berbagai macam-macam kegiatan ditentukan oleh pemimpin tersebut, walapun kelompoknya secara resmi dipemimipin oleh pemimpin formal.
Banyak studi yang sudah dilakukan untuk melihat gaya kepemimpinan seseorang. Salah satunya yang terkenal adalah yang dikemukakan oleh Blanchard, yang mengemukakan 4 gaya dari sebuah kepemimpinan. Gaya kepemimpinan ini dipengaruhi oleh bagaimana cara seorang pemimpin memberikan perintah, dan sisi lain adalah cara mereka membantu bawahannya. Keempat gaya tersebut antara lain:
a.       Directing
Gaya tepat apabila kita dihadapkan dengan tugas yang rumit dan staf kita belum memiliki pengalaman dan motivasi untuk mengerjakan tugas tersebut. Atau apabila berada di bawah tekanan waktu penyelesaian. Kita menjelaskan apa yang perlu dan apa yang harus dikerjakan. Dalam situasi demikian, biasanya terjadi over-communicating (penjelasan berlebihan yang dapat menimbulkan kebingungan dan pembuangan waktu). Dalam proses pengambilan keputusan, pemimpin memberikan aturan-aturan dan proses yang detil kepada bawahan. Pelaksanaan di lapangan harus menyesuaikan dengan detil yang sudah dikerjakan.
b.       Coaching
Pemimpin tidak hanya memberikan detil proses dan aturan kepada bawahan tapi juga menjelaskan mengapa sebuah keputusan itu diambil, mendukung proses perkembangannya, dan juga menerima barbagai masukan dari bawahan. Gaya yang tepat apabila staf kita telah lebih termotivasi dan berpengalaman dalam menghadapi suatu tugas. Disini kita perlu memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengerti tentang tugasnya, dengan meluangkan waktu membangun hubungan dan komunikasi yang baik dengan mereka.
c.        Supporting
Sebuah gaya dimana pemimpin memfasilitasi dan membantu upaya bawahannya dalam melakukan tugas. Dalam hal ini, pemimpin tidak memberikan arahan secara detail, tetapi tanggung jawab dan proses pengambilan keputusan dibagi bersama dengan bawahan. Gaya ini akan berhasil apabila karyawan telah mengenal teknik-teknik yang dituntut dan telah mengembangkan hubungan yang lebih dekat dengan anda. Dalam hal ini kita perlumeluangkan waktu untuk berbincang-bincang, untuk lebih melibatkan mereka dalam penganbilan keputusan kerja, serta mendengarkan saran-saran mereka mengenai peningkatan kinerja.

d.       Delegating
Sebuah gaya dimana seorang pemimpin mendelegasikan seluruh wewenang dan tanggung jawabnya kepada bawahan. Gaya Delegating akan berjalan baik apabila staf kita sepenuhnya telah paham dan efisien dalm pekerjaan, sehingga kita dapat melepas mereka menjalankan tugas atau pekerjaan itu atas kemampuan dan inisiatifnya sendiri.

D.    KEPEMIMIPINAN TRANSAKSIONAL DAN TRANFORMASIONAL
1.      Kepemimpinan Transaksional

Kepemimpinan transaksional ini terwujud ketika para pemimpin dan para pengikut (konstituen) berada dalam sejenis hubungan pertukaran (exchange relationship) satu sama lain agar kebutuhan masing-masing pihak dipenuhi. Jadi, kepemimpinan ini semacam barter (tukar-menukar). Pertukaran ini dapat berupa pertukaran yang bersifat ekonomis, politis atau psikologis, dan contoh-contohnya dapat mencakup menukar tenaga kerja yang disumbangsihkan dengan imbalan bayaran upah, memberi suara untuk memperoleh political favors, bersikap setia agar dapat dipertimbangkan untuk promosi jabatan dalam perusahaan dan lain-lain. Ada contoh lagi dalam dunia bisnis: Seorang pemimpin transaksional membantu para pengikutnya mencapai tujuan-tujuan mereka.Jadi, para pengikutnya pun mengikuti sang pemimpin transaksional karena jelas-nyata inilah yang terbaik bagi mereka.
Kepemimpinan transaksional adalah sesuatu yang sangat biasa kita temui dalam kehidupan sehari-hari, namun sifatnya tidaklah untuk jangka panjang, artinya transitoris yaitu tidak ada tujuan bersama yang perlu dipertahankan agar membuat kedua pihak itu terus-menerus bersama, sekali transaksi dibuat. Selain itu jenis kepemimpinan ini dapat cukup efektif, namun tidak akan berakibat dalam perubahan dalam organisasi atau masyarakat, malah cenderung untuk melestarikan dan melegitimasi status quotayang ada.

2.      Kepemimpinan Transformasional

Kepemiminan merupakan proses dimana seorang individu mempengaruhi sekelompok individu untuk mencapai suatu tujuan. Untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif, seorang pemimpin harus dapat mempengaruhi seluruh bawahan yang dipimpinnya melalui cara-cara yang positif untuk mencapai tujuan organisasi. Secara sederhana kepemimpinan transformasional dapat diartikan sebagai proses untuk mengubah dan mentransformasikan individu agar mau berubah dan meningkatkan dirinya, yang didalamnya melibatkan motif dan pemenuhan kebutuhan serta penghargaan terhadap para bawahan.
Terdapat empat faktor untuk menuju kepemimpinan tranformasional, yang dikenal sebutan 4 I, yaitu :
*      Idealized influence: pemimpin merupakan sosok ideal yang dapat dijadikan sebagai panutan bagi bawahan, dipercaya, dihormati dan mampu mengambil keputusan yang terbaik untuk kepentingan organisasi.
*      Inspirational motivatio:pemimpin dapat memotivasi bawahannya untuk memiliki komitmen terhadap visi organisasi dan mendukung semangat team dalam mencapai tujuan-tujuan yang dibuat.
*      Intellectual stimulatio: pemimpin dapat menumbuhkan kreativitas dan inovasi di kalangan bawahannya dengan mengembangkan pemikiran kritis dan pemecahan masalah untuk membawa organisasi ke arah yang lebih baik.
*      Individual consideration: pemimpin dapat bertindak sebagai pelatih dan penasihat bagi bawahannya.
Berdasarkan hasil kajian literatur yang dilakukan, Northouse (2001) menyimpulkan bahwa seseorang yang dapat menampilkan kepemimpinan transformasional ternyata dapat lebih menunjukkan sebagai seorang pemimpin yang efektif dengan hasil kerja yang lebih baik. Oleh karena itu, merupakan hal yang amat menguntungkan jika para pemimpin dapat menerapkan kepemimpinan transformasional.
Karena kepemimpinan transformasional merupakan sebuah rentang yang luas tentang aspek-aspek kepemimpinan, maka untuk bisa menjadi seorang pemimpin transformasional yang efektif membutuhkan suatu proses dan memerlukan usaha sadar dan sunggug-sungguh dari yang bersangkutan. Northouse (2001) memberikan beberapa tips untuk menerapkan kepemimpinan transformasional, yakni sebagai berikut:
*      Berdayakan seluruh bawahan untuk melakukan hal yang terbaik untuk organisasi.
*      Berusaha menjadi pemimpin yang bisa diteladani yang didasari nilai yang tinggi.
*      Dengarkan semua pemikiran bawahan untuk mengembangkan semangat kerja sama.
*      Ciptakan visi yang dapat diyakini oleh semua orang dalam organisasi
*      Bertindak sebagai agen perubahan dalam organisasi dengan memberikan contoh bagaimana menggagas dan melaksanakan suatu perubahan.
*      Menolong organisasi dengan cara menolong orang lain untuk berkontribusi terhadap organisasi.

E.     PEMIMPIN
1.      Kriteria Seorang Pemimpin

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa pemimpin adalah orang yang memiliki wewenang untuk menjalankan fungsi kepemimpinan yang meliputi mengatur, mengarahkan, mengorganisasikan maupun membantu mengembangkan kemampuan dalam diri orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya (bawahan) sehingga mampu menjalankan tugas-tugasnya dengan baik dan dapat bersama-sama mencapai suatu tujuan organisasi atau perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sehingga secara umum atribut personal atau karakter yang harus ada atau melekat pada diri seorang pemimpin adalah
   Mumpuni, artinya memiliki kapasitas dan kapabilitas yang lebih balk daripada orang-orang yang dipimpinnya
   Juara, artinya memiliki prestasi balk akademik maupun non akademik yang lebih balk dibanding orang-orang yang dipimpinnya
   Tanggung jawab, artinya memiliki kemampuan dan kemauan bertanggungjawab yang lebih tinggi dibanding orang-orang yang dipimpinnya
   Aktif, artinya memiliki kemampuan dan kemauan berpartisipasi sosial dan melakukan sosialisasi secara aktif lebih balk dibanding oramg-orang yang dipimpinnya
Selain itu, seorang pemimpin baru dapat dikatakan sebagai seorang pemimpin apabila telah memenuhi beberapa kriteria, yaitu:
*      Pengaruh:Seorang pemimpin adalah seorang yang memiliki orang-orang yang mendukungnya yang turut membesarkan nama sang pimpinan. Pengaruh ini menjadikan sang pemimpin diikuti dan membuat orang lain tunduk pada apa yang dikatakan sang pemimpin. John C. Maxwell, penulis buku-buku kepemimpinan pernah berkata: Leadership is Influence (Kepemimpinan adalah soal pengaruh). Mother Teresa dan Lady Diana adalah contoh kriteria seorang pemimpin yang punya pengaruh.
*      Kekuasaan (power): Seorang pemimpin umumnya diikuti oleh orang lain karena dia
memiliki kekuasaan/power yang membuat orang lain menghargai keberadaannya. Tanpa kekuasaan atau kekuatan yang dimiliki sang pemimpin, tentunya tidak ada orang yang mau menjadi pendukungnya. Kekuasaan/kekuatan yang dimiliki sang pemimpin ini menjadikan orang lain akan tergantung pada apa yang dimiliki sang pemimpin, tanpa itu mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Hubungan ini menjadikan hubungan yang bersifat simbiosis mutualisme, dimana kedua belah pihak sama-sama saling diuntungkan.
*      Wewenang : Wewenang di sini dapat diartikan sebagai hak yang diberikan kepada
pemimpin untuk fnenetapkan sebuah keputusan dalam melaksanakan suatu hal/kebijakan. Wewenang di sini juga dapat dialihkan kepada bawahan oleh pimpinan apabila sang pemimpin percaya bahwa bawahan tersebut mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan baik, sehingga bawahan diberi kepercayaan untuk melaksanakan tanpa perlu campur tangan dari sang pemimpin.
*      Pengikut : Seorang pemimpin yang memiliki pengaruh, kekuasaaan/power, dan wewenang tidak dapat dikatakan sebagai pemimpin apabila dia tidak memiliki pengikut yang berada di belakangnya yang memberi dukungan dan mengikuti apa yang dikatakan sang pemimpin. Tanpa adanya pengikut maka pemimpin tidak akan ada. Pemimpin dan pengikut adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dan tidak dapat berdiri sendiri.

2.      Peranan Pemimpin

Dalam suatu organisasi kelompok atau perusahaan, keberhasilan pencapaian suatu organisasi tersebut tidak terlepas dari peranan seorang pemimpin dalam menjalankan fungsi kepemimpinannya. Baik itu dalam hal penentuan visi dan misi suatu oragnisasi yang dimasukinya, pemberian tugas-tugas kepada para bawahan berdasarkan skill masing-masing, memotivasi para bawahan sehigga lebih semangat bekerja, membantu para bawahan untuk mengembangkan kemampuannya, membangun suatu tim dalam suatu organisasi sehingga mempermudah para bawahan dalam bekerja dan mencapai tujuan perusahaan dan masih banyak lagi peranan pemimpin dalam suatu perusahaan.
Ada beberapa teori tentang peranan pemimpin. Diantaranya adalah pendapat yang dikemukakan oleh Koontz et al, yang secara ringkas dirumuskan sebagai berikut :
Fungsi pemimpin “ ....... adalah mengajak atau menghimbau semua bawahan atau pengikut agar dengan penuh kemauan untuk memberikan sumbangan dalam mencapai tujuan organisasi sesuai dengan kemampuan para bawahan secara maksimal”.
Berdasarkan definisi tersebut, paling tidak ada tiga hal pokok yang memberikan ciri terhadap fungsi pemimpin, yaitu :
  1. Kemampuan untuk memahami bahwa manusia itu pada hakikatnya memiliki kekuatan motivasi dalam waktu yang bervariasi serta situasi yang bebeda-beda.
  2. Kemampuan untuk menimbulkan semangat.
  3. Kemampuan untuk berbuat dengan cara tertentu, sehingga menciptakan suatu suasana yang merangsang lahirnya suatu respon atau motivasi.
Pendapat lain yang menarik tentang peranan pemimpin diungkapkan oleh H.G.Hicks dan C.R. Gullett dalam buku yang berjudul Organization : Theory and Behaviors.Keduanya berpendapat bahwa peranan pemimpin yaitu bersikap adil, memberikan sugesti, mendukung tercapainya tujuan, sebagai katalisator, menciptakan rasa aman, sebagai wakil organisasi, sumber inspirasi, dan mau menghargai.
Menurut Henry Mintzberg, Peran Pemimpin adalah :
a.       Peran hubungan antar perorangan, dalam kasus ini fungsinya sebagai pemimpin yang dicontoh, pembangun tim, pelatih, direktur, mentor konsultasi.
b.       Fungsi Peran informal sebagai monitor, penyebar informasi dan juru bicara.
c.        Peran Pembuat keputusan, berfungsi sebagai pengusaha, penanganan gangguan, sumber alokasi, dan negosiator
Masing-masing peranan atau fungsi tersebut sebagai berikut :
  1. Bersikap adil (arbitrating)
Dalam kehidupan organisasi apapun, rasa kebersamaan diantara para anggotanya adalah mutlak.Sebab rasa kebersamaan pada hakikatnya merupakan pencerminan dari kesepakatan antar sesama bawahan, maupun antar pemimpin dengan bawahan, dalam mencapai tujuan organisasi. Tetapi dalam hal-hal tertentu mungkin akan terjadi ketidaksesuaian/ timbul persoalan dalam hubungan diantara para bawahan. Apabila diantara mereka tidak bisa memecahkan persoalan tersebut, pemimpin perlu turun tangan untuk segera menyelesaikan.Dalam hal memecahkan persoalan hubungan diantara bawahan, pemimpin harus bertindak adil dan tidak memihak.
  1.   Memberikan sugesti (suggesting)
Sugesti bisa disebut saran atau anjuran. Dalam rangka kepemimpinan, sugesti merupakan kewibawaan atau pengaruh yang seharusnya mampu menggerakan hati orang lain. Sugesti mempunyai peranan yang sangat penting dalam memelihara dan membina rasa pengabdian, partisipasi dan harga diri, serta rasa kebersamaan diantara para bawahan.
  1. Mendukung tercapainya tujuan (supplying objectives)
Tercapainya tujuan organisasi tidak terjadi secara otomatis, melainkan harus didukung oleh berbagai sumber. Oleh sebab itu, agar setiap organisasi dapat efektif dalam arti mencapai tujuan yang telah ditetapkan, serta pendayagunaan sumberdaya manusianya secara optimal, perlu disiapkan sumber pendukungnya yang memadai seperti : mekanisme dan tata kerja, sarana, serta sumber yang lain.
  1. Katalisastor (catalysing)
Secara kimiawi, arti kata “katalis” atau “katalisator” ialah sat yang tidak ikut bereaksi, tetapi mempercepat reaksi (kimia). Dalam dunia kepemimpinan, seorang pemimpin dikatakan berperan sebagai seorang katalisator apabila pemimpin tersebut berperan selalu meningkatkan penggunaan segala sumberdaya manusia yang ada, berusaha memberikan reaksi yang memberikan semangat dan daya kerja cepat dan semaksimal mungkin, serta selalu tampil sebagai pelopor dan pembawa perubahan.



  1. Menciptakan rasa aman (providing security)
Setiap pemimpin berkewajiban menciptakan rasa aman bagi para bawahannya. Fungsi ini hanya dapat dilaksanakan apabila setiap pemimpin selalu mampu memelihara hal-hal yang positif, sikap optimisme dalam menghadapi setiap permasalahan, sehingga dengan demikian dalam melaksanakan tugas-tugasnya, bawahan merasa aman, bebas dari segala perasaan gelisah, kekhawatiran, dan merasa memperoleh jaminan keamanan dari pimpinan.
  1. Sebagai wakil organisasi (representing)
Setiap bawahan yang bekerja pada unit organisasi apapun selalu memandang atasan atau pemimpinnya mempunyai peranan dalam segala bidang kegiatan, lebih-lebih kepemimpinan yang menganut prinsip “keteladanan atau panutan”. Seorang pemimpin adalah segala-galanya, oleh karenanya segala perilaku, perbuatan dan kata-katanya akan selalu memberikan kesan tertentu terhadap organisasinya. Penampilan dan kesan-kesan  positif seorang pemimpin  akan memberikan gambaran yang positif pula terhadap organisasi yang dipimpinnya. Dengan demikian setiap pemimpin tidak lain juga diakui sebagai tokoh yang mewakili dalam segala hal dari organisasi yang dipimpinnya.
  1. Sumber inspirasi (inspiring)
Seorang pemimpin pada hakekatnya adalah sumber semangat bagi para bawahannya.Oleh karena itu setiap pemimpin harus selalu dapat membangkitkan semangat para bawahan, sehingga para bawahan menerima dan memahami tujuan organisasi secara antusias, dan bekerja secara efektif ke arah tercapainya tujuan organisasi.
  1. Bersikap menghargai (praising)
Setiap orang pada dasarnya menghendaki adanya pengakuan dan penghargaan dari orang lain. Demikian pula setiap bawahan dalam suatu organisasi memerlukan adanya pengakuan dan penghargaan dari atasannya.Oleh karena itu, menjadi kewajiban pemimpin harus mau memberikan penghargaan atau pengakuan dalam bentuk apapun kepada bawahannya.

3.      Tugas Pemimpin
Tugas pokok-seorang pemimpin yaitu melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yang terdiri dari: merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan, dan mengawasi.
Terlaksananya tugas-tugas tersebut tidak dapat dicapai hanya oleh pimpinan seorang diri, tetapi dengan menggerakan orang-orang yang dipimpinnya.Agar orang-orang yang dipimpin mau bekerja secara efektif seorang pemimpin di samping harus memiliki inisiatif dan kreatif harus selalu memperhatikan hubungan manusiawi. Secara lebih terperinci tugas-tugas seorang pemimpin meliputi: pengambilan keputusan, menetapkan sasaran dan menyusun kebijaksanaan, mengorganisasikan dan menempatkan pekerja, mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan baik secara vertikal (antara bawahan dan atasan) maupun secara horisontal (antar bagian atau unit), serta memimpin dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan.
Secara umum, tugas-tugas pokok pemimpin antara lain :
a)      Melaksanaan Fungsi Managerial, yaitu berupa kegiatan pokok meliputi pelaksanaan:
*      Penyusunan Rencana
*      Penyusunan Organisasi Pengarahan Organisasi Pengendalian Penilaian
*      Pelaporan
b)      Mendorong (memotivasi) bawahan untuk dapat bekerja dengan giat dan tekun
c)      Membina bawahan agar dapat memikul tanggung jawab tugas masing-masing secara
baik
d)      Membina bawahan agar dapat bekerja secara efektif dan efisien
e)      Menciptakan iklim kerja yang baik dan harmonis
f)       Menyusun fungsi manajemen secara baik
g)      Menjadi penggerak yang baik dan dapat menjadi sumber kreatifitas
h)      Menjadi wakil dalam membina hubungan dengan pihak luar
i)       Mengantarkan atau mengarahkan oraganisasi atau perusahaan mencapai tujuannya.
j)       Mengetuai
k)      Mempelopori atau merintis
l)       Memberi petunjuk, nasehat dan petuah
m)    Memberi bimbingan kepada para bawahan
n)      Membina untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan anggotanya

4.      Pemimpin Sejati

Empat Kriteria Pemimpin Sejati yaitu:
1)      Visioner

Punya tujuan pasti dan jelas serta tahu kemana akan membawa para pengikutnya. Tujuan Hidup Anda adalah Poros Hidup Anda.Andy Stanley dalam bukunya Visioneering, melihat pemimpin yang punya visi dan arah yang jelas, kemungkinan berhasil/sukses lebih besar daripada mereka yang hanya menjalankan sebuah kepemimpinan.

2)      Sukses Bersama

Membawa sebanyak mungkin pengikutnya untuk sukses bersamanya. Pemimpin sejati bukanlah mencari sukses atau keuntungan hanya bag) dirinya sendiri, namun ia tidak kuatir dan takut serta malah terbuka untuk mendorong orang-orang yang dipimpin bersama-sama dirinya meraih kesuksesan bersama.

3)      Mau Terus Menerus Belajar dan Diajar (Teachable and Learn continuous)

Banyak hal yang harus dipelajari oleh seorang pemimpin jika ia mau terus survive sebagai pemimpin dan dihargai oleh para pengikutnya. Punya hati yang mau diajar baik oleh pemimpin lain ataupun bawahan dan belajar dari pengalaman-diri dan orang-orang lain adalah penting bagi seorang Pemimpin. Memperlengkapi diri dengan buku-buku bermutu dan bacaan/bahan yang positif juga bergaul akrab dengan para Pemimpin akan mendorong Skill kepemimpinan akan meningkat.

4)      Mempersiapkan Calon-calon Pemimpin Masa depan

Pemimpin Sejati bukanlah orang yang hanya menikmati dan melaksanakan kepemimpinannya seorang diri bagi generasi atau saat dia memimpin saja. Namun, lebih dari itu, dia adalah seorang yang visioner yang mempersiapkan pemimpin berikutnya untuk regenerasi di masa depan. Pemimpin yang mempersiapkan pemimpin berikutnya barulah dapat disebut seorang Pemimpin Sejati. Di bidang apapun dalam berbagai aspek kehidupan ini, seorang Pemimpin sejati pasti dikatakan Sukses jika ia mampu menelorkan para pemimpin muda lainnya.


5.      Syarat Menjadi Pemimpin

Di dalam Islam seorang pemimpin haruslah mempunyai sifat:
a.       SHIDIQ artinya jujur, benar, berintegritas tinggi dan terjaga dari kesalahan
b.       FATHANAH artinya jerdas, memiliki intelektualitas tinggi dan professional
c.        AMANAH artinya dapat dipercaya, memiliki legitimasi dan akuntabel
d.       TABLIGH artinya senantiasa menyampaikan risalah kebenaran, tidak pernah menyembunyikan apa yang wajib disampaikan, dan komunikatif.

Di dalam Alkitab pemimpin harus mempunya sifat dasar :
Bertanggung jawab, Berorientasi pada sasaran, Tegas, Cakap, Bertumbuh, Memberi Teladan, Dapat membangkitkan semangat, Jujur, Setia, Murah hati, Rendah hati, Efisien, Memperhatikan, Mampu berkomunikasi, Dapat mempersatukan, serta Dapat mengajak.
Pada ajaran Budha di kenal dengan DASA RAJA DHAMMA yang terdiri dari :
a.       DHANA (suka menolong, tidak kikir dan ramah tamah)
b.       SILA (bermoralitas tinggi)
c.        ARICAGA (mengorban segala sesuatu demi rakyat)
d.       AJJAVA (jujur dan bersih)
e.        MADDAVA (ramah tamah dan sopan santun)
f.         TAPA (sederhana dalam penghidupan)
g.       AKKHODA (bebas dari kebencian dan permusuhan)
h.       AVIHIMSA (tanpa kekerasan)
i.         KHANTI (sabar, rendah hati, dan pemaaf)
j.         AVIRODHA (tidak menentang dan tidak menghalang-halangi)
Pada ajaran Hindu, falsafah kepemimpinan dijelaskan dengan istilah-istilah:
a.       PANCA STITI DHARMENG PRABHU yang artinya lima ajaran seorang pemimpin, yaitu:
Ø  Ing Arsa Asung Tulada
Yang artinya seorang pemimpin sebagai orang yang terdepan dan terpandang   selalu memberi suri teladan/contoh untuk melakukan perbuatan yang baik dan memberikan semangat pengabdian yang luhur untuk kepentingan nusa dan bangsa.Sehingga bisa dijadikan “ Suri Tauladan”.
Ø  Ing Madya Mangun Karsa 
Seorang pemimpin bila berada ditengah-tengah anak  buah memberikan penerangan/penjelasan dan membangkitkan semangat mereka dan membangun kemauan untuk maju berprestasi lebih baik. Serta senantiasa memberi bimbingan dan mengambil keputusan secara musyawarah dan mufakat mengutamakan kepentingan masyarakat.
Ø  Tut Wuri Andayani
Seorang pemimpin senantiasa membeikan dorongan/ motivasi bagi anggotanya untuk melangkah ke depan, berarti melepas anak buah, mengikuti dari belakang sambil melihat kemajuannya juga memberikan arahan apabila ada penyimpangan dari tugas dan kewajiban yang harus dilakukan.
Ø  Maju Tanpa Bala
Seorang pemimpin adalah seorang ksatria sejati yang senantiasa bersedia secara iklas berada terdepan di dalam berydnya baik berkorban waktu, tenaga, materi, pikiran dan bahkan jiwanya sekalipun untuk mencapai kesejahteraan, keadilan, kemakmuran, dan kelangsungan hidup masyarakat.


Ø  Sakti Tanpa Aji
Seorang pemimpin tidaklah selalu menggunakan kekuatan atau kekuasaan di dalam mengalahkan musuh-musuhnya namun berusaha menggunakan pendektan pemikiran dan komunikasi (diplomasi) sehingga dapat menyadarkan dan disegani para lawannya.
b.       CATUR KOTAMANING NREPATI yang artinya empat sifat utama seorang pemimpin, yaitu:
Ø  Jnana Wisesa Sudha
Yaitu memiliki pengetahuan yang luhur dan suci.Maksudnya seorang pemimpin harus mengerti dan menghayati ajaran-ajaran agama.
Ø  Kaprahitaning Praja
Seorang permimpin harus menunjukkan belas kasihan kepada rakyat.Maksudnya seorang pimpinan harus betul-betul menolong rakyat yang menderita dengan perbuatan yang nyata.Pertolongan itu bersifat materil dan spiritual.
Ø  Kawiryan
Pemimpin harus berwatak pemberani.Berani dalam arti menegakkan kebenaran dan menolong rakyat yang menderita, harus dilaksanakan dengan penuh keberanian, karena membela rakyat yang menderita, memang penuh tantangan dan resiko.
Ø  Wibawa
Seorang pemimpin harus berwibawa terhadap bawahan, dan rakyatnya. Seorang pemimpin akan mempunyai wibawa apabila ia menegakkan kebenaran serta dapat membela kepentingan rakyat yang menderita.
c.        ASTA BRATA yang artinya delapan sifat mulia para dewa, yaitu:
Ø  Indra Berata.
Pemimpin harus berwibawa dan dalam tindakannya senantiasa memperjuangkan kemakmuran bagi rakyat, seperti hujan yang dapat menyuburkan tumbuh-tumbuhan.
Ø  Yama Berata.
Pemimpin hendaknya mengikuti sifat-sifat Hyang Yama yaitu berani menegakkan keadilan menurut hukum yang berlaku untuk mengayomi masyarakat.
Ø  Surya Berata.
Pemimpin hendaknya mempunyai sifat-sifat yang dimiliki oleh Surya atau Matahari sebagai sumber energi, memberi semangat dan kekuatan pada kehidupan yang penuh dinamika.
Ø  Candra Berata.
Pemimpin hendaknya mampu memberikan penerangan kepada pengikut-pengikutnya dan masyarakat yang ada dalam kegelapan.Pemimpin harus menampilkan wajah yang penuh kesejukan dan penuh simpati, sehingga masyarakat merasa tenteram di bawah pengayomannya.
Ø  Bhayu Berata.
Pemimpin hendaknya ibarat angin, selalu berada di tengah-tengah masyarakat dan membawa kesegaran.Pemimpin harus selalu turun ke bawah untuk denyut kehidupan masyarakat.
Ø  Danada/Kwera Berata.
Pemimpin harus bijaksana dalam mempergunakan dana atau uang, jangan menjadi pemboros yang akan dapat merugikan negara dan rakyat. ”Danada berata” disebut juga ”artha berata” berarti pimpinan harus mampu mempergunakan uang sehemat mungkin.
Ø  Baruna Berata.
Pemimpin hendaknya memiliki wawasan yang luas, sanggup mengatasi setiap gejolak dengan penuh kearifan. Disamping itu pemimpin harus dapat mengatasi berbagai macam hambatan seperti: pengacauan politik, pencurian dan kenakalan remaja.
Ø  Agni Berata.
Pemimpin harus memiliki sifat ksatria yang disertai dengan semangat yang tinggi bagaikan api yang tak akan berhenti membakar, sebelum apa yang dibakar itu habis terbakar.

d.       CATUR NAYA SANDHI yang artinya empat tindakan seorang pemimpin, dalam Catur Naya Shandi pemimpin harus mempunyai sifat yaitu :
Ø  SAMA     : dapat menandingi kekuatan musuh
Ø  BHEDA  : dapat melaksanakan tata tertib dan disiplin kerja
Ø  DHANA  : dapat mengutamakan sandang dan papan untuk rakyat
Ø  ANDHA  : dapat menghukum dengan adil mereka yang bersalah.

F.     MENGEMBANGKAN JIWA KEPEMIMPINAN

Orang berhasil mencapai potensi mereka karena mau berusaha meningkatkan diri setiap hari.Mereka mencurahkan waktu untuk menambah nilai diri. Karena melakukannya, mereka juga mampu menambah nilai orang lain. Kita tidak akan dapat bertumbuh jika kita tidak mau berubah. Dan kita tidak akan berubah, kecuali kita mengubah sesuatu dari apa yang kita lakukan setiap hari.
1. Bereskan Hal Kecil Lebih Dahulu
Kita harus memulai sesuatu dari hal yang kecil.Sama halnya seperti kepemimpinan, kita harus mulai dengan yang kecil dan meningkatkannya sedikit demi sedikit."Mulailah mengerjakan apa yang perlu, kemudian lakukan apa yang bisa dikerjakan, dan tiba-tiba Anda akan mampu mengerjakan apa yang tidak mungkin Anda kerjakan".Napoleon berkata, "Satu-satunya penaklukan permanen dan tidak menyisakan penyesalan adalah penaklukan atas diri sendiri.
2. Instrumen Kepemimpinan
Instrumen pemimpin yang serbaguna adalah komunikasi. Saat memimpin tim, jadikan pedoman berikut ini sebagai standar untuk berkomunikasi dengan para bawahan. Tetaplah konsisten berkomunikasi dengan jelas dan jagalah kesopanan.
3. Kearifan
Kearifan adalah kemampuan menemukan akar masalah dan tergantung pada intuisi dan pikiran yang sehat serta rasional.Kearifan dibutuhkan untuk memaksimalkan efektivitas.Temukan akar masalah tingkatkan kemampuan menyelesaikan akar masalah evaluasilah opsi Anda untuk memperoleh pengaruh maksimal dan menggandakan peluang.
4. Anda adalah Lensa Anda
Quote: Siapa diri kita menentukan cara Anda memandang segala sesuatu. Kita tidak dapat memisahkan identitas kita dari perspektif kita. Eksistensi dan pengalaman kita mewarnai cara kita memandang segala hal. Cara orang memandang sesamanya merupakan cermin dari diri mereka. Jika saya seorang yang bisa dipercaya, saya memandang orang lain sebagai orang lain yang bisa dipercaya. Jika kita mengubah diri dan menjadi orang sebagaimana orang yang kita kehendaki, kita akan mulai melihat orang lain dari sudut pandang baru.
5. Karakter adalah Segalanya
Dalam suatu organisasi para bawahan diwajibkan untuk mengikuti seorang pemimpin.Namun ada beberapa orang tidak mau mengikuti atau enggan mengikutinya.Jawabannya terletak pada kualitas karakter setiap orang.Selain itu, ukuran kepemimpinan yang sejati adalah kemampuan persuasi kita, tidak lebih dan tidak kurang.
6. Mengembangkan Orang Lain
Orang yang mengembangkan orang lain juga menghargai tim mereka, orang yang mengembangkan nilai orang lain menghargai apa yang dihargai sasama anggota tim, orang yang mengembangkan orang lain menambahkan nilai bagi sesama anggota tim, orang yang mengembangkan orang lain membuat diri mereka jadi lebih berharga.

7. Orang Perlu Tahu Bahwa Mereka Berguna
Bukanlah suatu kelemahan untuk memberitahu orang lain bahwa kita menghargai mereka. Itu adalah tanda keamanan dan kekuatan. Jika kita jujur mengenai kebutuhan kita akan pertolongan, beritahukan secara spesifik nilai yang mereka tambahkan, masukkan mereka ketika Anda membentuk tim untuk melakukan sesuatu yang lebih besar, sehingga orang merasa menang. Pada dasarnya, setiap orang lapar akan penghargaan dan pengakuan. Ketika kita berinteraksi dengan orang, perlambatlah langkah kita di antara kerumunan orang itu. Cobalah mengingat nama mereka dan luangkan waktu untuk menunjukkan bahwa kita peduli dengan mereka.
8. Kekuatan untuk Tetap Fokus
Kunci untuk menjadi pemimpin yang efektif adalah prioritas dan konsentrasi. Para pemimpin yang efektif menghabiskan banyak waktu untuk berfokus pada apa yang bisa mereka kerjakan dengan baik ketimbang pada apa yang keliru mereka kerjakan. Berfokuslah pada kekuatan kita dan kembangkan hal itu.Ke sanalah waktu, energi, dan sumber daya harus dicurahkan.
9. Kelolah Sikap Anda Setiap Hari
Kita sering memberikan terlalu banyak penekanan pada pembuatan keputusan, dan terlalu sedikit pada pengelolaan keputusan yang telah kita buat.Ketika kita bangun di pagi hari, kita perlu mengingatkan diri tentang keputusan yang sudah kita buat untuk memiliki sikap positif.Kita perlu mengelola pemikiran kita dan mengarahkan tindakan agar konsisten dengan keputusan kita. Jika kita bertanggung jawab atas sikap kita, mengakui hal itu dapat mengubah cara hidup kita, mengelola hal itu setiap hari, memelihara dan mengembangkan pikiran serta kebiasan positif, kita dapat membuat sikap tersebut menajadi aset terbesar. Sikap itu dapat menjadi pencipta makna dalam kehidupan kita, membuka pintu dan membantu kita mengatasi hambatan besar.
10. Jadilah Terkesan, Bukan Mengesankan
Jika kita ingin memengaruhi orang lain, jangan coba mengesankan mereka. Kebanggaan itu tidak lebih dari sekadar bentuk mementingkan diri sendiri, dan kepura-puraan hanyalah jalan untuk menjauhkan orang agar mereka tidak tahu siapa kita sebenarnya.Alih-alih begitu, biarlah mereka yang mengesankan kita. Ini masalah sikap, orang yang berkarisma yang mampu menarik orang lain agar mendekat adalah mereka yang berfokus pada orang lain dan bukan pada diri sendiri. Mereka mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang orang laindan bukan pada sendiri. Mereka mengajukan pertanyaan tentang orang lain, mendengarkan dan tidak berusaha menjadi pusat perhatian dan tidak pernah berpura-pura sempurna.
 11. Mengarah pada Tujuan
Visi adalah segalanya bagi seorang pemimpin karena visilah yang memimpin seorang pemimpin.Visi memicu dan menjadi bahan bakar di dalam dirinya serta menggerakannya untuk maju. Visi berfungsi sebagai pemicu semangat bagi orang lain untuk mengikuti si pemimpin. Tanpa visi, seseorang hanya akan berputar-putar dalam lingkaran.
12. Intisari kepemimpinan
Jika kita ingin menjadi pemimpin yang diikuti orang, kita harus menerima dan sepakat tentang konsep pelayanan. Jika sikap kita adalah suka dilayani dan bukan melayani, kita akan segera menuai masalah. Kalau pelayanan bukan konsep hidup kita, hentikan bersikap seperti bos terhadap orang lain, mulailah mendengarkan mereka. Hentikan fokus pada kemauan diri sendiri, mulailah ambil resiko demi kebaikan orang lain. Hentikan melayani diri sendiri dan mulailah melayani orang lain.



BAB 3
           PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Kepemimpinan dan pemimpin adalah dua hal yang berbeda, dimana kepemimpinan adalah proses mempengaruhi, memotivasi, mengajak dan memberi contoh yang dilakukan oleh pemimpin kepada bawahannya untuk mau bekerjasama dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Sedangakan pemimpin adalah orang yang memiliki wewenang untuk menjalankan fungsi kepemimpinan yang meliputi mengatur, mengarahkan, mengorganisasikan maupun membantu mengembangkan kemampuan dalam diri bawahannya sehingga mampu menjalankan tugas-tugasnya dengan baik dan dapat bersama-sama mencapai suatu tujuan organisasi atau perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Jadi kepemimpinan merupakan suatu proses yang dilakukan oleh seseorang sebagai seorang pemimpin.

B.     SARAN DAN KRITIK

Jiwa kepemimpinan dalam diri manusia dapat dikembangkan tergantung bagaimana manusia itu mau mengembangkan jiwa kepemimpinannya. Jiwa kepemimpinan dalam kehidupan sosial sangatlah dibutuhkan, untuk itu sebaiknya jiwa kepemimpinan dalam setiap pribadi manusia selalu dipupuk dan dikembangkan. Jika kita tidak mampu mengembangkan jiwa kepemimpinan untuk memimpin orang banyak, setidaknya mengembangkan jiwa kepemimpinan untuk diri kita sendiri, sehingga kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik.
Melihat kondisi Bangsa ini, kita sangat membutuhkan seorang pemimpin yang tangguh dan memiiliki seluruh kriteria seorang pemimpin, bukan seorang pemimpin yang hanya mementingkan diri sendri atau melihat dari sudut pandangnya sendiri. Jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik, maka tentu saja pengikutnya atau rakyat tidak akan mau mengikutinya lagi. Oleh karena itu seorang pemimpin harus memahami dengan baik tugas, fungsi dan makna dari kepemimpinan itu sendiri, karena kualitas suatu kelompok itu tergantung dari kualitas pemimpin itu sendiri.








DAFTAR PUSTAKA

http://www.ut.ac.id/html/suplemen/adpu4334/w2_3_1_1.htm
id.wikipedia.org/wiki/Kepemimpinan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar