MAKALAH
LEADERSHIP
(MENGEMBANGKAN JIWA KEPEMIMPINAN PADA MAHASISWA)
OLEH:
KELAS : KONSENTRASI SDM 2
NAMA : HAZHIYAH RAMADHANI
NIM : 14.01.0046/M
SEKOLAH
TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) BIMA
TAHUN
AKADEMIK 2016/2017
KATA PENGANTAR
Puja
dan puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena tanpa rahmat,
taufik dan hidayah-Nya penulis tidak dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini
tepat pada waktunya walaupun dalam bentuk maupun isi yang sederhana.
Harapan
penulis semoga makalah ini dapat digunakan sebagai acuan, pedoman maupun
petunjuk bagi para pembaca, namun yang paling utama semoga makalah ini dapat
menambah wawasan para pembaca mengenai materi yang penulis bahas dalam makalah
ini.
penulis
menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
membutuhkan banyak perbaikan. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca
yang membangun sangat penulis butuhkan untuk menyempurnakan pembuatan
makalah-makalah kami yang akan datang.
Akhir kata, penulis
sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan pembuatan makalah ini dari awal sampai akhir.Semoga Tuhan Yang
Maha Kuasa membalas jasa-jasanya dan senantiasa meridhai kita semua. Aamiin…
Bima, 01 November 2016
Penyusun
(Hazhiyah Ramadhani)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
2
DAFTAR ISI
3
BAB 1: PENDAHULUAN
4
A. LATAR
BELAKANG
4
B. RUMUSAN
MASALAH
5
C. TUJUAN
5
BAB 2: PEMBAHASAN
6
A. KEPEMIMPINAN
MENURUT BERBAGAI TEORI
6
B. PERAN
KAMPUS DALAM MENCIPTAKAN PEMIMPIN MASA DEPAN
7
C. MEMBANGUN
JIWA KEPEMIMPINAN
8
D. MEMBANGUN
INTEGRITAS KEPEMIMPINAN
10
E. HAMBATAN-HAMBATAN
DALAM MEMBANGUN JIWA KEPEMIMPINAN
12
BAB 3: PENUTUP
14
A. KESIMPULAN
14
B. SARAN
14
DAFTAR PUSTAKA
15
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Generasi muda mempunyai tugas dan tanggungjawab penuh untuk
menjadikan bangsa ini semakin bermartabat di mata dunia. Peran pemuda menempati
posisi yang strategis. Yang harus dilakukan oleh bangsa demi kemajuan dan
kejayaan pada masa depan ialah memberdayakan generasi muda.
Identitas mahasiswa sebagai agent of change masih kental terasa. Dengan peran mahasiswa sebagai
penerus, pembangun, dan calon pemimpin masa depan yang akan menjadi ujung
tombak mengelola bangsa ini. Artinya, mahasiswa sebagai agen dari suatu
perubahan merupakan bagian dari perubahan segi akademis dan juga pembangun
bangsa untuk lebih maju kedepannya.
Mengingat
pentingnya karakter kepemimpipinan dalam membangun sumber daya manusia
(SDM) yang kuat, maka pendidikan karakterkepemimpipinan harus dilakukan dengan tepat. Dukungan
dari berbagai pihak sangatlah diperlukan, baik oleh pemerintah, masyarakat,
keluarga maupun sekolah. Kondisi ini akan terbangun jika semua pihak memiliki
kesadaran bersama dalam membangun pendidikan karakter kepemimpinan. Dengan
demikian, pendidikan karakterkepemimpinan harus menyertai semua aspek kehidupan
terutama sekolah atau universitas.
Lembaga
pendidikan, khususnya sekolah atau universitas dipandang sebagai tempat yang
paling strategis untuk membangun karakter kepemimpipinan seseorang.
Karena peserta didik lebih banyak menghabiskan waktu kesehariaanya di sekolah
atau universitas. Pendidikan karakter lebih diprioritaskan di sekolah atau
universitas dengan tujuan agar peserta didik dalam segala ucapan, sikap, dan,
dan perilakunya mencerminkan karakter kepemimpipinan yang baik dan kuat.
Saat
ini karakter mahasiswa yang dibutuhkan adalah bukan sekedar mahasiswa yang
pintar dalam akademisnya saja, tetapi juga yang pandai berbicara, profesional
dalam kehidupan, kemudian senantiasa berkontrbutif terhadap lingkungan
sekitarnya. Untuk menggapai karakter yang di atas tidaklah mudah. Mahasiswa
memerlukan konsep dan tindakan nyata untuk membangun sikap demi mencapai itu
semua. Beberapa kegiatan pokok yang harus dilakukan dalam rangka
pembinaan dan pemberdayaan pemuda adalah menanamkan nilai-nilai kepemimpinan
kepada para pemuda yang ada di kampus, organisasi kemahasiswaan dan kepemudaan.
Hal ini penting agar para pemuda memiliki moralitas dan etika yang baik,
memiliki nilai-nilai kepemimpinan dan mempunyai wawasan kebangsaan yang
mendalam, serta menjauhkan para pemuda dari pengaruh-pengaruh destruktif
terutama penyalahgunaan narkotika, obat terlarang, dan zat aditif lainnya.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka yang menjadi
pokok pembahasan kami pada pada makalah ini yaitu:
1. Apa
itu kepemimpimpinan berdasarkan beberapa teori ?
2. Bagaimana
peran sekolah atau universitas dalam mengembangkan jiwa kepemimpinan mahasiswa
?
3. Bagaimana
membangun jiwa kepemimpinan pada diri seseorang ?
4. Bagaimana
membangun integritas kepemimpinan ?
C.
TUJUAN
Adapun tujuan
penulisan makalah ini yaitu:
1.
Agar pembaca memahami definisi kepemimpinan
secara teoritis.
2.
Agar pembaca dapat mengetahui peran sekolah atau
universitas dalam mengembangkan jiwa kepemimpinan mahasiswa.
3.
Agar pembaca mampu membangun jiwa kepemimpinan
pada diri seseorang atau setidaknya pada diri sendiri.
4.
Agar pembaca mampu membangun integritas
kepemimpinan.
BAB 2
PEMBAHASAN
A.
KEPEMIMPINAN
MENURUT BERBAGAI TEORI
1.
S. P.
Siagian
S. P. Siagian dalam bukunya Filsafat
Administrasi mengutarakan tentang berbagai teori kepemimpinan yang dibagi
menjadi tiga bagian, yaitu:
v
Teori
Genetis :Meurut teoriini
kepemimpinan dibawa sejak manusia lahir ke dunia. Seorang pemimpin akan menjadi
pemimpin karena ia telah dilahirkan dengan bakat- bakat kepemimpinan. Teori ini
berpendapat bahwa pemimpin itu dilahirkan (leaders
are born). Dalam keadaan yang bagaimanapun seorang ditempatkan, karena ia
telah ditakdirkan menjadi pemimpin, satu kali kelak ia akan muncul sebagai
pemimpin. Berbicara mengenai takdir, secara filosofis pandangan ini tergolong
kepada pandangan yang fatalistis dan deterministis.
v
Teori
Sosial :Menurut teori ini
seorang pemimpin akan menjadi pemimpin karena diciptakan oleh masyarakat.
Seorang pemimpin akan menjadi pemimpin jika dibentuk dan ditempa (leaders are made). Teori ini menganut
paham egalitarianistik, oleh karenanya para penganut teori ini mengetengahkan
pendapat yang mengatakan bahwa setiap orang bisa menjadi pemimpin apabila
diberikan pendidikan dan pengalaman yang cukup.
v
Teori
Ekologis :Menurut teori ini calon
pemimpin sedikit banyak telah membawa bakat sejak lahir, tetapi bakat saja
belum cukup dijadikan modal memimpin, karena itu bakat harus dilengkapi dengan
pendidikan dan pengalaman hidup, sehingga ia berhasil jadi pemimpin. Teori ini
menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori diatas, karenanya dapat dikatakan
teori ini dapat mendekati kebenaran.
2.
Hellriegel
dan Slocum
Hellriegel dan Slocum dalam bukunya Management mengemukakan bahwa teori kepemimpinan dapat dibedakan
atas tiga golongan besar, yaitu:
v
Teori Ciri
atau Sifat : Menurut teori ini ciri atau sifat yang dimiliki pemimpin akan
membedakannya dari pemimpin lain atau orang yang bukan pemimpin.
v
Teori
Tingkah Laku : Menurut teori ini pemimpin dapat dibedakan dari tingkah laku
yang dimilikinya dalam melaksanakan tugas yang diembannya.
v
Teori
Kontingensi (Situasional) : Dalam teori ini terdapat parameter yang
mempengaruhi keefektifan seorang pemimpin, seperti sifat seorang pemimpin serta
situasi sosial dan ekonomi dari lingkungan dimana pemimpin berada.
B.
PERAN
KAMPUS DALAM MENCIPTAKAN PEMIMPIN MASA DEPAN
Secara konseptual, mahasiswa memiliki tiga peran utama yaitu agent of change, iron stock, dan moral force. Sayangnya ketiganya
hanya menjadi simbol arogansi dan bahkan poin terakhir menjadi sebuah ironi.
Kemudian Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pendidikan, Penelitian, dan
Pengabdian Masyarakat menjadi konsep usang yang dimaknai terlalu apa adanya.
Pendidikan hanya dipahami sekadar aktivitas mendengarkan ceramah di dalam
kelas. Penelitian mengalami pergeseran makna sehingga berorientasi materi. Dan
Pengabdian Masyarakat direalisasikan dengan community
service yang memposisikan masyarakat sebagai penerima bantuan
mentah tanpa kesadaran akan pentingnya community
development. Lantas jika sudah terlalu banyak pergeseran makna yang
seharusnya ideal seperti ini, dengan menggantungkan nasib sepenuhnya pada
pemuda - bahkan mahasiswa, sangat mungkin di masa depan kondisi bangsa
Indonesia tidak akan pernah lebih baik dari hari ini.
Karena itu selain sebagai ladang ilmu pengetahuan, universitas
seharusnya juga menjadi rumah pemikiran, laboratorium karya, sekaligus miniatur
kehidupan bermasyarakat. Dengan begitu tidak akan lagi anggapan bahwa produk
universitas adalah para koruptor. Selain itu mahasiswa akan lebih mudah untuk
menjadi ideal secara pemikiran, nyata dalam berkarya, dan memiliki kepekaan
tinggi terhadap kondisi sosial kemasyarakatan. Berdasarkan kenyataan hari ini,
yakni mahasiswa memiliki moral yang cukup rapuh, universitas dapat difungsikan
sebagai inkubator yang akan menjaga kerapuhan moral tersebut dan perlahan
menguatkannya agar ketika waktunya tiba mahasiswa dapat menjadi pemimpin dengan
moral yang cukup untuk membawa bangsa Indonesia menjadi lebih baik.
Universitas sebagai
menara gading tempat bercokol dan pembentukan para intelektual diharapkan dapat
menjadi tempat lahirnya pemimpin masa depan yang tidak hanya unggul dari sisi
kognitif tetapi juga mempunyai kematangan mental. Hal ini sangat sesuai dengan
empat tujuan yang menjadi idealisme pendidikan tinggi. Pertama, tujuan
menekankan kemampuan untuk memperebutkan kesempatan kerja. Pendidikan akan
difokuskan pada memperoleh keterampilan dan pengetahuan khusus supaya unggul
dalam bidangnya. Kedua, tujuan menekankan orientasi humanistik. Pendidikan
membantu mengembangkan kemampuan penalaran agar bisa mempertanggungjawabkan
pernyataan, keyakinan, dan tindakannya. Ketiga, kebiasaan mempelajari secara
sistematis apa yang dilakukan dan mulai mengadakan studi terbatas sebagai
pendasaran pembentukan pendapat sendiri. Tujuan keempat, menjawab tantangan
sosial, ekonomi dan keadilan (Haryatmoko, 2001).
Maka sudah seharusnya
selain memberikan keterampilan dan ilmu pengetahuan, kampus juga harus dapat
mengembangkan jiwa kepemimpinan mahasiswa yang termasuk di dalamnya kemampuan
untuk mengambil keputusan. Jika tidak demikian kampus tidak lebih hanyalah
sebuah lanjutan tingkat dari SMU. Kampus harus dapat menjadi tempat mahasiswa
untuk menemukan jati dirinya. Berbagaimacam program harus diusahakan untuk
merangsang jiwa kreatif dan kepemimpinan mahasiswa, seperti:
·
Forum diskusi dan
penelitian ilmiah. Universitas seharusnya merupakan tempat pengujian dan
pengembangan ilmu dimana segala sesuatu bisa diperdebatkan selama tetap berada
pada rel yang benar, bukan hanya sekedar menjadi tempat transfer ilmu dari
dosen ke mahasiswa.
·
Menerapkan
kerja lapangan (pengalaman lapangan). Ada yang mengatakan bahwa pengalaman
adalah guru yang terbaik. Untuk itu, program kerja lapangan sangat penting bagi
mahasiswa untuk memperoleh pengalaman-pengalaman baru diluar kampus. Dengan
adanya program kerja lapangan para mahasiswa berkesempatan melihat dan
mengamati kenyataan-kenyataan yang ada di lingkungan suatu objek, kegiatan dan
permasalahan yang ada dan proses-proses aktual lainnya. Hal ini dapat membantu
mahasiswa dalam menganalisis dan memecahkan masalah secara cermat.
·
Pembentukan
kaderisasi. Proses kaderisasi penting karena menjadi turning point perubahan seorang
pemuda dari dunia sekolah ke dunia kampus yang lebih luas. Dalam tahapan ini
seharusnya tumbuh idealisme yang akan membuka mata mahasiswa baru
selebar-lebarnya mengenai realitas sosial yang terjadi di masyarakat dan
menajamkan intuisinya untuk menemukan jalan keluar dari masalah-masalah yang
ada. Selain proses pengenalan kepada bidang spesialisasinya masing-masing,
mahasiswa baru seharusnya diberikan pemahaman mengenai peran dan fungsi
sosialnya, tanggung jawabnya kepada masyarakat, dan beban menjadi pemimpin masa
depan yang dialamatkan kepadanya.
·
Menerapkan kegiatan belajar mandiri. Hal ini mampu mendorong seseorang
untuk lebih kreatif dan terampil dalam berbagai hal, selain itu dengan kegiatan
belajar mandiri mampu mendorong seseorang untuk dapat melepaskan diri dari
belenggu keterikatan dengan orang lain, pendapat orang lain, paksaan, keinginan
dan harapan orang lain sehinnga akan tetap menjadi dirinya sendiri dan dapat
memancing seseorang untuk mengeluarkan potensi yang ada pada dirinya.Salah satu indikator
keberhasilan pendidikan tinggi dapat dilihat dari kemampuan mahasiswa untuk
belajar mandiri. Dalam hal ini termasuk kemampuan membaca dan menyatakan
pendapat dalam berbagai media yang ada. Selama masa studinya mahasiswa harus
dapat meluaskan pergaulan dan interaksinya dengan warga kampus, tetangga, dan
masyarakat pada umumnya. Keterampilan mengambil keputusanpun dapat dilatih dan
dikembangkan dengan pengalaman menangani masalah riil. Dengan senantiasa diasah
secara langsung maka intuisinya juga akan semakin tajam
C.
MEMBANGUN
JIWA KEPEMIMPINAN
Didefinisikan oleh Stoner, Freeman dan Gilbert (1995),Kepemimpinan
adalah proses dalam mengarahkan dan memengaruhi para anggota dalam hal berbagai
aktivitas yang harus dilakukan. Pemimpin dapat didefinisikan sebagai seseorang
yang memiliki kemampuan untuk memengarui perilaku orang lain tanpa menggunakan
kekuatan, sehingga orang-orang yang dipimpinnya menerima dirinya sebagai sosok
yang layak memimpin mereka.
Kepemimpinan merupakan suatu perilaku yang utuh, konsisten, komitmen dari
seorang pemimpin dalam perkataan sama dengan tindakannya, memiliki kemampuan
dan sistem nilai yang dianutnya, yang ditampakkan dalam sikap hidupnya
sehari-hari dimanapun ia berada dan dengan siapapun, terutama dalam tugas dan
fungsinya sebagai pimpinan.
Kepemimpinan itu dikembangkan, bukan ditemukan. Orang yang
terlahir sebagai pimpinan sejati akan selalu menonjol, tetapi untuk tetap
konsisten, karakteristik kepemimpinan alamiah haruslah dikembangkan. Menurut
John Maxwell dalam bukunya Mengembangkan Kepemimpinan bahwa : “Kepemimpinan
optimal adalah hasil pelatihan, bukan dilahirkan. Harus diraih , bukan
diberikan.”
Dijelaskan oleh Ngalim Purwanto bahwa : “Kepemimpinan sebagai sekumpulan
dari serangkaian kemampuan dan sifat kepribadian yang dijadikan sebagai sarana
untuk meyakinkan orang lain agar mau melaksanakan tugas secara sukarela”.
Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
kepemimpinan dipandang sebagai suatu kemampuan dan sifat-sifat kepribadian yang
dimiliki oleh seseorang untuk mempengaruhi orang lain dalam mencapai tujuan
yang sudah ditentukan. Ada sebelas ciri
kepemimpinan dalam perubahan terencana yang dikemukakan oleh Sheila Murray
sebagai berikut:
1.
Punya misi yang penting
2.
Seorang pemikir yang besar
3.
Seorang pemimpin mempunyai
ciri seorang master pengubah yang menciptakan masa depan
4.
Memiliki ciri bersifat peka
terhadap masalah
5.
Pemimpin mengabil resiko
6.
Seorang pemimpin adalah
seorang pengambil keputusan
7.
Seorang pemimpin
menggunakan kekuasaanya secara bijaksana
8.
Seorang pemimpin
berkomunikasi efektif
9.
Seorang pemimpin adalah
pembangun tim
10.
Pemimpin bersifat berani
11.
Seorang pemimpin mempunyai
komitmen
Bakat kepemimpinan itu sebenarnya tidaklah dilahirkan. Bakat tersebut
muncul melalui keterampilan yang terus-menerus diasah dan dikembangkan. Semua
didapat melalui latihan-latihan yang memakan waktu cukup lama.
Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengembangkan dan melatih jiwa
kepemimpinan, diantaranya:
1.
Mengikuti organisasi kampus atau UKM (Unit Kegiatan
Mahasiswa). Dengan mengikuti organisasi, kita bisa mengasah kemampuan
berkomunikasi, berdiskusi, dan berinteraksi. Selain itu kita juga dapat
membentuk pola pikir yang lebih baik. Berorganisasi juga sangat membantu
mahasiswa dalam membangun soft skill
seperti jiwa kepemimpinan untuk persiapan dunia pasca sarjana. Namun rasa malas
juga mempengaruhi banyak mahasiswa untuk tidak berorganisasi, beberapa diantara
mereka mengatakan berorganisasi hanya banyak menguras tenaga, bahkan ada yang
berpendapat bahwa berorganisasi hanya membuang-buang waktu saja.
2.
Optimis
dan positivisme. Cara paling baik untuk mempertahankan dan bahkan
meningkatkan segala sistem dan rutinitas yang telah kita lakukan selama ini
adalah dengan berpikir positif dan belajar optimis. Antusiasme yang dibentuk
melalui kecintaan terhadap tanggung jawab dan hak, dimana suatu proses akan
selalu membuahkan hasil. Buktikan pada diri sendiri bahwa kita layak untuk
merealisasikan setiap mimpi dan cita-cita yang kita bangun.
3.
Berdayakan
kemampuan sosial diri sendiri. Mengembangkan
jiwa kepemimpinan tidak melulu tentang organisasi, kontribusi, atau hal-hal
besar lainnya. Cara paling sederhana untuk dapat memulai membentuk keterampilan
ini adalah dengan memberdayakan diri sendiri melalui berbagai peluang yang ada.
Misalnya, menjadi ketua kelompok tugas, menjadi asisten dosen, mengikuti
program magang, mengambil praktek kerja, dan mengambil kerja paruh waktu. Ini adalah
program pengembangan sistem dan prosedur kerja yang akan mengasah konsistensi
dan kerja keras pada diri.
Hal-hal yang harus diperhatikan
dalam pengembangan jiwa kepemimpinan:
·
Kemampuan
menyadari diri
Kaum rasionalis
menunjuk perbedaan manusia dengan hewan pada adanya kemampuan menyadari diri
yang dimiliki oleh manusia. Berkat adanya kemampuan ini, maka manusia menyadari
bahwa dirinya memiliki ciri khas atau karakteristik diri. Dengan kemampuan ini
manusia mampu membuat jarak, sehingga seseorang dapat menempatkan diri sebagai
makhluk yang memiliki potensi untuk menyempurnakan diri sehingga seseorang
dapat berperan sebagai subjek kemudian memandang dirinya sendiri sebagai objek
untuk melihat kelebihan-kelebihan yang terdapat pada dirinya.
·
Kemampuan bereksistensi
Kemampuan untuk
menembus atau menerobos dan mengatasi batas yang membelenggu dirinya sehingga
manusia tidak terbelenggu tempat atau ruang dan waktu. Jika seandainya pada
diri manusia tidak terdapat kemampuan bereksistensi maka manusia hanya sekedar
esensi belaka, artinya ada hanya karena berada dan tidak pernah mengada atau
bereksistensi.
·
Kata hati
Kemampuan
membuat keputusan tentang baik/benar dan yang buruk/ salah bagi manusia sebagai
manusia. Realisasinya dapat ditempuh dengan melatih kecerdasan dan kepekaan
emosi. Tujuannya agar orang memiliki keberanian moral yang didasari kata hati
yang tajam.
·
Moral
Moral yang
tidak sinkron dengan kata hati yang tajam yaitu yang benar-benar baik bagi
manusia. Seseorang dikatakan bermoral tinggi karena ia menyatukan diri dengan
nilai-nilai yang tinggi, serta segenap perbuatannya merupakan implementasi dari
nilai-nilai yang tinggi tersebut.
·
Tanggung jawab
Kemampuan untuk
menentukan bahwa suatu perbuatan sesuai dengan tuntutan kodrat manusia dan
bahwa hanya karena perbuatan tersebut dilakukan, sehingga sanksi apapun yang
dituntutkan diterima dengan penuh kesadaran dan kerelaan.
D.
MEMBANGUAN
INTEGRITAS KEPEMIMPINAN
Salah satu kualitas dan karakteristik yang diperlukan dalam kepemimpinan
adalah Integritas. Intergritas dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI), diartikan sebagai mutu, sifat atau keadaan yang
menunjukkan kesatuan potensi yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan
yang memancarkan kewibawaan. Definisi integritas sendiri, menurut
para ahli adalah konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan. Menurut Sthepen R. Covey,
”Integritas berarti kita melakukan apa yang kita lakukan karena hal tersebut
benar dan bukan karena sedang digandrungi orang atau sesuai dengan tata krama.
Gaya hidup, yang tidak tunduk kepada godaan yang memikat dari sikap moral yang
mudah, akan selalu menang."
Integritas juga bisa memiliki arti lebih umum dalam percakapan sehari-hari.
Kita menggunakannya untuk menggambarkan kualitas yang berhubungan dengan
kebenaran dan moralitas. Integritas mengandung arti bahwa kita adalah orang
yang ‘lurus’, jujur dan tulus. Kita bisa dipercayai karena adanya konsistensi
kata, sifat dan tindakan. Inilah wujud luar dari integritas yang tertanam dalam
batin.
Mahasiswa yang berintegritas berarti berkarakter, berprinsip serta
konsisten di dalam menjalankan kehidupan. Akan tetapi, masih banyak ditemukan
sikap inkonsistensi yang ditunjukkan oleh
mahasiswa itu sendiri. Seperti contoh berikut: bentuk inkonsistensi yang paling
sering ditemukan adalah menunda-nunda atau malas untuk membuat tugas kuliah.
Bagi sebagian
mahasiswa, melakukan rutinitas perkuliahan kadangkala terasa membosankan.
Selama mahasiswa menganggap kuliah sebagai beban. Maka kuliah akan terasa berat
dijalani. Sehingga pada akhirnya mahasiswa akan bermalas-malasan dalam
menjalankan aktivitasnya. Untuk itu perlu adanya niat dan konsistensi pada
seorang mahasiswa agar supaya dapat menjadi mahasiswa yang berprinsip dan
terhindar dari sikap inkonsistensi.
Membangun
integritas kepemimpinan merupakan bentuk konsisten menumbuhkan dan menunjukkan
keteladanan dalam mempengaruhi orang lain berarti memberikan daya dorong untuk
memotivasi dirinya dalam membangun integritas, yang secara tak langsung
mendorong orang lain untuk memahami secara mendalam prinsip dalam menumbuh
kembangkan integritas yang kita sebut dengan sikap berprinsip.
Pemimpin dengan
integritas adalah seorang yang mempunyai kepribadian utuh dalam kata dan
perbuatan. Sebagaimana perilakunya di depan umum, begitulah kenyataan
kehidupannya. Sebagai seorang pemimpin, ia selalu melakukan apa yang
dikatakannya dan mengatakan apa yang dilakukannya.
Integritas
adalah modal utama seorang pemimpin, namun sekaligus modal yang paling jarang
dimiliki oleh pemimpin. Integritas ialah keadaan dimana sesuatu sama dan
lengkap dalam suatu kesatuan. Artinya : “Kata-kata saya sesuai dengan perbuatan
saya, kapanpun dan dimanapun saya berada”. Orang yang berintegritas ialah orang
yang punya prinsip, orang yang memiliki kepribadian yang teguh dan
mempertahankannya dengan konsisten.
Integritas
berhubungan dengan dedikasi atau pengerahan segala daya dan upaya untuk
mencapai satu tujuan. Integritas ini yang menjaga seseorang supaya tidak keluar
dari jalurnya dalam mencapai sesuatu. Seorang pemimpin yang berintegritas,
tidak akan mudah korupsi atau memperkaya diri dengan menyalahgunakan wewenang.
Seorang pengusaha yang berintegritas tidak akan menghalalkan segala cara supaya
usahanya lancar dan mendapatkan keuntungan tinggi. Singkatnya, orang yang
memiliki integritas tetap terjaga dari hal-hal yang merugikan serta menyimpang
dari tujuan mulia.
Menurut
Dwight Eisenhower : “Untuk menjadi pemimpin, seseorang harus memiliki
pengikut. Dan untuk memiliki pengikut, seseorang harus memiliki rasa percaya.
Tetapi syarat terutama bagi seorang pemimpin adalah integritas”.
Berdasarkan
pendapat beberapa ahli tentang integritas, maka dapat disimpulkan bahwa:
Integritas dalam kepemimpinan adalah Suatu perilaku yang utuh, konsisten,
komitmen dari seorang pemimpin dalam perkataan sama dengan tindakannya,
memiliki kemampuan dan sistem nilai yang dianutnya, yang ditampakkan dalam
sikap hidupnya sehari-hari dimanapun ia berada dan dengan siapapun terutama
dalam tugas dan fungsinya sebagai pimpinan. Ada lima kategori kebiasaan yang
mendasar dari perilaku sebagai pemimpin istimewa adalah:
1.
Menantang
proses
·
Mencari
kesempatan
·
Percobaan
mengambil resiko
2.
Memberi
inspirasi
·
Menggambarkan
masa depan
·
Membantu orang
lain
3.
Memungkinkan
orang lain untuk bertindak
·
Mempercepat
kerja sama
·
Memperkuat
orang lain
4.
Membuat model
pemecahan
·
Memberikan
contoh
·
Merencanakan
keberhasilan kecil
5.
Memberikan
semangat
·
Mengakui
kontribusi individu
·
Merayakan
prestasi kerja
Untuk dapat mengembangkan
integritas kepemimpinan berikut adalah strategi atau langkah-langkah untuk
mencapainya:
1.
Hargai kolega
atau orang-orang disekeliling. Bangun kepercayaan antar individu dan ciptakan
keharmonisan.
2.
Perkuat
nilai-nilai bersama. Ciptakan komunikasi yang memiliki kebanggaan tertentu
dan temukan dasar-dasar pijakan bersama.
3.
Kembangkan
kemampuan atau keterampilan seorang pemimpin. Berdayakan orang lain sampai
kepuncak karir dan kembangkan kepemimpinan setiap orang.
4.
Kembangkan
pelayanan. Jadikan diri anda contoh nyata. Mudah dicari dan mudah diajak
bicara. Kembangkan sistem dan prosedur kerja.
5.
Pertahankan dan
bahkan tingkatkan faktor kepercayaan yang anda miliki dan tunjukkan semangat
dan kecintaan pada bawahan, tunjukkan bahwa anda layak dipercaya.
Strategi ini
dapat dicapai, apabila seorang pimpinan mau bekerja keras dan berkorban untuk
menggapainya. Tidak ada kesuksesan yang tidak membutuhkan pengorbanan.
E.
HAMBATAN-HAMBATAN
DALAM MEMBANGUN JIWA KEPEMIMPINAN
Kendala yang sering di hadapi oleh seorang mahasiwa
dalam membentuk sebuah karakter maupun karakter kepemimpinan yang ada dalam
buku berjudul “Bangkit dengan Tujuh Budi Utama” adalah:
1. Hilangnya kejujuran
2. Hilangnya rasa tanggung
jawab
3. Tidak berpikir jauh kedepan
(Visioner)
4. Rendahnya disiplin
5. Krisis kerjasama
6. Krisis keadilan
7. Krisis kepedulian.
BAB 3
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Berdasarkan
makalah ini dapat disimpulakan tentang bagaimana pentingnya mahasiswa memiliki
karakter kepemimpinan dalam hidupnya. Menjadi mahasiswa yang berjiwa
kepemimpinan tidaklah semudah yang dibayangkan, mahasiswa harus memiliki
kemauan dan niatan yang kuat untuk menjadikan dirinya berkarakter. Faktor
terberat yang dihadapi mahasiswa adalah dirinya sendiri, apakah ia mampu
mengatasi kendala-kendala yang menjadi hambatan untuk menjadi mahasiswa yang
berjiwa kepemimpinan atau malah sebaliknya.
Dukungan dari
luar tentu sangat berperan dalam upaya membangun karakter kepemimpinan seorang mahasiswa.
Lingkungan yang kondusif tentu sangat membantu untuk mewujudkan upaya membangun
karakter mahasiswa tersebu
B.
SARAN
Seseorang
tidak akan mampu membangun jiwa kepemimpinan jika tidak ada keinginan dalam
dirinya sendiri, peran orang lain memang perlu dalam pembentukan jiwa
kepemimpinan tapi jika keinginan dari yang bersangkutan tidak ada maka jiwa
kepemimpinan tersebut tidak akan tumbuh dan berkembang. Sebagai seorang
mahasiswa kita tidak boleh melupakan peranan penting kita sebagai penerus
bangsa. Jangan hanya berfokus pada pengusaan materi tapi harus juga diimbangi
dengan pengusaan emosional, perbaikan kepribadian dan karakter, etika dan
moral. Jangan biarkan masyarakat memandang mahasiswa hanya sebagai pembuat onar
danpembawa masalah, tapi buatlah masyarakat memandang mahasiswa sebagai kader
pembawa perubahan bagi bangsa menuju arah masa depan yang lebih baik dan dapat
menjadi panutan bagi orang-orang disekitar.
DAFTAR
PUSTAKA
B. Uno, Hamzah. 2011. Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis Dibidang Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara.
http://news.okezone.com/read/2012/11/16/95/719265/universitas-sebagai-inkubator-moral-pemimpin-masa-depan
Sedarmayanti. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia: Reformasi
Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negri Sipil. Bandung: PT. Refika Aditama.
Umar Tirtarahardjha dan S. L.
La Sulo.2005. Pengantar Pendidikan.
Jakarta: Rineka Cipta.
LEGENDAQQ.NET
BalasHapusKami Hadirkan Permainan Baru 100% FAIR PLAY Dari Legendaqq.Net. :) 1 ID Untuk 8 Games :
- Domino99
- BandarQ
- Poker
- AduQ
- Capsa Susun
- Bandar Poker
- Sakong Online
- Bandar 66
Nikmati Bonus-Bonus Menarik Yang Bisa Anda Dapatkan Di Situs Kami LegendaQQ.Net. info Situs Resmi, Aman Dan Terpercaya ^^ Keunggulan LegendaQQ.Net :
- Tingkat Persentase Kemenangan Yang Besar
- Kartu Anda Akan Lebih Bagus
- Bonus TurnOver Atau Cashback Di Bagikan Setiap 5 Hari
- Bonus Referral Dan Extra Refferal Seumur Hidup
- Minimal Deposit & Withdraw Hanya 20.000,-
- Tidak Ada Batas Untuk Melakukan Withdraw/Penarikan Dana
- Pelayanan Yang Ramah Dan Memuaskan
- Dengan Server Poker-V Yang Besar Beserta Ribuan pemain Di Seluruh Indonesia,
- LegendaQQ.Net Pasti Selalu Ramai Selama 24 Jam Setiap Harinya.
- Permainan Menyenangkan Dengan Dilayani Oleh CS cantik, Sopan, Dan Ramah.
Fasilitas BANK yang di sediakan :
- BCA
- Mandiri
- BNI
- BRI
- Danamon
Tunggu Apa Lagi Guyss..
Let's Join With Us At LegendaQQ.Net ^^
Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami :
- BBM : 2AE190C9
- Facebook : LegendaqqPoker
Link Alternatif :
- www.legendaqq(dot)net
- www.legendapelangi(dot)com
NB : untuk login android / iphone tidak menggunakan www dan spasi ya boss ^_^