MAKALAH
(LEADERSHIP)
OLEH:
KELAS : A5
KELOMPOK : 2 (DUA)
MODERATOR : MAHMUD
(14.01.0037/M)
NOTULEN : IKA FITRIANINGSIH
(14.01.0019/M)
ANGGOTA : -HAZHIYAH RAMADHANI (14.01.0046/M)
-GABRIEL
SALVESTER STALONE (14.01.0144/M)
-IRENA
PUSPITASARI (14.01.0235/M)
-KHAERUNNAS
(14.01.0166/M)
-MAULUDIN
(14.01.0218/M)
-M.
AGUS FADILLAH (14.01.0073/M)
-M.
JAELANI (14.01.0023/M)
-M.
SYAHRIJAL (14.01.018/M)
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) BIMA
TAHUN AKADEMIK 2014-2015
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kita
panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena tanpa rahmat, taufik dan
hidayah-Nya kami semua tidak dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini tepat
pada waktunya walaupun dalam bentuk maupun isi yang sederhana.
Harapan kami semoga makalah ini
dapat digunakan sebagai acuan, pedoman maupun petunjuk bagi para pembaca, namun
yang paling utama semoga makalah ini dapat menambah wawasan para pembaca
mengenai materi yang kami bahas dalam makalah ini.
Kami dari kelompok 2 menyadari
bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
membutuhkan banyak perbaikan. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca
yang membangun sangat kami butuhkan untuk menyempurnakan pembuatan
makalah-makalah kami yang akan datang.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam menyelesaikan pembuatan makalah ini dari awal sampai
akhir.Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa membalas jasa-jasanya dan senantiasa
meridhai kita semua. Amiin…
Bima,
10 Desember 2014
Penyusun
(Kelompok
2)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...……………………………………………………..2
BAB 1 | PENDAHULUAN……………………………………………….…4
A.
LATAR BELAKANG……………………………..…………………….…...4
B.
RUMUSAN MASALAH……………………………….…………….……...5
C.
TUJUAN………………………………………………………….…………5
BAB 2 | ISI……………………………………………...………….…………6
A.
DEFINISIKEPEMIMPINAN……….………………..……………………6
B.
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN…….………………….……………....8
C.
FUNGSI DAN GAYA KEPEMIMPINAN…………………………….…12
1.
Fungsi Kepemimpinan……....………………………………………....12
2.
Gaya Kepemimpinan……………...…………...……………………….13
D. KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL DAN TRANSFORMASIONAL…………………………………………….....…15
1.
Kepemimpinan Transaksional…….…………………..………………15
2.
Kepemimpinan Transformasional…………………………………......15
E.
PEMIMPIN……………………………...…………………………………16
1.
Kriteria Seorang Pemimpin………………………………….....……...16
2.
Peranan Pemimpin…………………………………………………….17
3.
Tugas Pemimpin………………………………………………………19
4.
Pemimpin Sejati………………………………………….………….....20
5.
Syarat Menjadi Pemimpin…………………………………………......21
F.
MENGEMBANGKAN JIWA KEPEMIMPINAN……………………......23
BAB 3 | PENUTUP………………………………………………………...25
A.
KESIMPULAN…………………………………………………………….25
B.
SARAN DAN KRITIK…………………………………………………….27
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….28
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kepemimpinan (leadership) merupakan suatu hal yang tidak dapat terlepas dari
kehidupan kita sebagai suatu makhluk sosial. Dalam kehidupannya manusia selalu
tidak terlepas dari apa itu yang dinamakan interaksi, baik itu dengan sesamanya
mau lingkungan kehidupannya. Ketika suatu individu telah masuk dalam suatu
lingkungan kelompok atau organisasi, manusia tersebut haruslah mampu
menciptakan kondisi yang harmonis antar anggota kelompok atau organisasi yang
dimasukinya.Setiap anggota kelompok haruslah saling menghargai dan menghormati
agar suatu tujuan yang telah dibuat bersama dapat tercapai, untuk itulah peran leadership dibutuhkan guna mencapai hal
tersebut.
Setiap manusia pada dasarnya telah
memiliki jiwa kepemimpinan sejak mereka dilahirkan kedunia ini, karena tujuan
utama manusia diciptakan adalah untuk menjadi pemimpin di muka bumi. Jiwa
kepemimpinan itu dapat terlihat atau tidaknya tergantung bagaimana kita
mengolah dan mengembangkan kemampuan itu sendiri.Gaya kepemimpinan setiap
individu itupun berbeda-beda, hal tersebut tergantung pada bagaimana kita tadi
mengembangkan jiwa kepemimpinan dan mendefinisikan kepemimpinan tersebut,
karena tentunya setiap individu memiliki definisi tersendiri tentang
kepemimpinan.
Sering orang mengatakan bahwa
kepemimpinan merupakan inti daripada manajemen.Memang demikianlah karena tanpa
adanya seorang pemimpin maka fungsi-fungsi dalam suatu manajemen tersebut tidak
dapat berjalan tanpa adanya seorang pemimpin yang mengatur, mengarahkan serta
menjalankan hal tersebut.Atau dengan kata lain kepemimpinan merupakan
“motor atau daya penggerak daripada
semua sumber-sumber dan alat-alat (resources)
yang tersedia bagi suatu organisasi”.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas maka muncul beberapa
permasalahan yang timbul antara lain:
a. Apa itu leadership (kepemimpinan)
?
b. Bagaimana mengembangkan jiwa kepemimpinan tersebut ?
c.
Apa sajakah tugas seorang pemimpin ?
C. TUJUAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini antara lain:
a. Untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah
pengantar manajemen.
b. Diharpkan mahasiswa mampu mendefinisikan makna dari
kepemimpinan.
c.
Diharapkan dengan adanya makalah ini
mahasiswa mampu mengembangkan jiwa kepemimpinan dalam diri masing-masing.
d. Untuk memahami tugas-tugas seorang pemimpin.
BAB 2
ISI
A. DEFINISI KEPEMIMPINAN
Dalam suatu organisasi atau kelompok kita sering mendengar
istilah kepemimpinan, pemimpin dan kekuasaan. Bagi orang awam istilah-istilah
tersebut mungkin diartikan serupa, karena kalau dilihat sekilas mungkin
istilah-istilah tersebut tidak memiliki perbedaan sama sekali, namun dalam
konteks sebenarnya istilah-istilah tersebut berbeda.
Pemimpin adalah orang yang memiliki wewenang untuk menjalankan
fungsi kepemimpinan yang meliputi mengatur, mengarahkan, mengorganisasikan
maupun membantu mengembangkan kemampuan dalam diri orang-orang yang menjadi
tanggung jawabnya (bawahan) sehingga mampu menjalankan tugas-tugasnya dengan
baik dan dapat bersama-sama mencapai suatu tujuan organisasi atau perusahaan
yang telah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan Kepemimpinan itu sendiri dapat
diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses untuk mempengaruhi, memotivasi,
memberi contoh serta mengajak seseorang dari pemimpin kepada bawahan untuk mau
bekerja samadalam mencapai suatu tujuan bersama. Kepemimpinan
meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi
perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki
kelompok dan budayanya. Sedangkan kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi
orang lain untuk mau melakukan apa yang diinginkan pihak lainnya.
Faktor-faktor penting yang terdapat dalam pengertian
kepemimpinan:
Pendayagunaan Pengaruh
Hubungan Antar Manusia
Proses Komunikasi dan
Pencapaian Suatu Tujuan.
Unsur-Unsur Mendasar
Unsur-unsur yang mendasari kepemimpinan dari definisi-definisi
yang dikemukakan di atas, adalah:
Kemampuan mempengaruhi orang lain
(kelompok/bawahan).
Kemampuan mengarahkan atau memotivasi
tingkah laku orang lain atau kelompok.
Adanya unsur kerja sama untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.
Setiap orang dalam mengartikan suatu
istilah tentu saja memiliki pemikiran atau pendapat yang berbeda-beda baik dari
para ahli maupun bukan, hal ini tentunya menyebabkan munculnya beberapa
pemikiran atau pendapat yang berbeda-beda pula dalam hal mendefinisikan istilah
pemimpin dan kepemimpinan.
Adapun
pendapat-pendapat para ahli tentang arti dari kepemimpinan antara lain:
1.
Tead;
Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003)
Menurutnnya kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau
bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing
orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
2.
Young (dalam kartono, 2003)
Kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi
yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang
berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang
tepat bagi situasi yang khusus.
3.
George R. Terry
Kepemimpinan adalah
hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang lain
untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
4.
E. S Bogardus “Leader and Leadership”
Kepemimpinan sebagai
kepribadian yang beraksi dalam kondisi-kondisi kelompok.
Tidak saja kepemimpinan itu suatu kepribadian dan suatu gejala kelompok; ia juga merupakan suatu proses sosial yang melibatkan sejumlah orang dalam kontak mental dalam mana seseorang mendominasi orang-orang lain.
Tidak saja kepemimpinan itu suatu kepribadian dan suatu gejala kelompok; ia juga merupakan suatu proses sosial yang melibatkan sejumlah orang dalam kontak mental dalam mana seseorang mendominasi orang-orang lain.
5.
Rivai dan Mulyadi
(dalam Teguh Sriwidadi dan Oey Charlie, 2011)
Kepemimpinan adalah sebagai proses
mengarahkan dan memengaruhi aktivitas-aktivitas yang ada hubungannya dengan
pekerjaan para anggota kelompok.
Adapun pendapat para ahli tentang pemimpin
antara lain:
1. Drs. H. Malayu S. P. Hasibuan
Pemimpin adalah seseorang dengan
wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari
pekerjaannya dalam mencapai tujuan.
2. Robert Tanembaum
Pemimpin adalah mereka yang
menggunakan wewenang formal untuk mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol
para bawahan yang bertanggung jawab, supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi
demi mencapai tujuan perusahaan.
3. Prof. Maccoby
pertama-tama harus seorang yang mampu
menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya.
Pemimpin yang baik untuk masa kini adalah orang yang religius, dalam artian menerima
kepercayaan etnis dan moral dari berbagai agama secara kumulatif, kendatipun ia
sendiri mungkin menolak ketentuan gaib dan ide ketuhanan yang berlainan.
4. Lao Tzu
Pemimpin yang baik adalah seorang
yang membantu mengembangkan orang lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagi
memerlukan pemimpinnya itu
5. Pancasila
Pemimpin harus bersikap sebagai
pengasuh yang mendorong, menuntun, dan membimbing asuhannya. Dengan kata lain,
beberapa asas utama dari kepemimpinan Pancasila adalah:
v
Ing Ngarsa Sung Tuladha: Pemimpin harus mampu dengan sifat dan
perbuatannya menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan bagi orang – orang yang
dipimpinnya.
v
Ing Madya Mangun Karsa: Pemimpin harus mampu membangkitkan
semangat berswakarsa dan berkreasi pada orang – orang yang dibimbingnya.
v
Tut Wuri Handayani: Pemimpin harus mampu mendorong orang–orang
yang diasuhnya berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab.
Dalam suatu oragnisasi istilah
kepemimpinan atau pemimpin tidak akan terbentuk tanpa adanya unsur-unsur
didalamnya. karenasecara
dasar, unsur-unsur itulah yang membentuk arti kepemimpinan atau pemimpin,
unsur-unsur itu antara lain:
a.
Adanya
bawahan
b.
Adanya
situasi dimana pemimpin berinteraksi dengan bawahan
c.
Adanya
pembagian wewenang
d.
Adanya
tujuan yang ingin dicapai bersama
B. TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN
Memahami teori-teori kepemimpinan sangat
besar artinya untuk mengkaji sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi
telah dapat dilaksanakan secara efektif serta menunjang kepada produktifitas
organisasi secara keseluruhan. Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori
kepemimpinan agar nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah
organisasi. Beberapa teori tentang kepemimpinan antara lain :
1) Teori Kepemimpinan Sifat (Trait
Teory)
Analisis ilmiah
tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian pemimpin itu sendiri.
Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan
bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini dikenal
dengan ”The Greatma Theory”. Dalam perkembanganya, teori ini mendapat pengaruh
dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa sifat – sifat
kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui
pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain : sifat fisik, mental,
dan kepribadian.
Keith Devis
merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan
organisasi, antara lain :
Kecerdasan
Berdasarkan
hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang tinggi di atas
kecerdasan rata – rata dari pengikutnya akan mempunyai kesempatan berhasil yang
lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan
yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengikutnya.
Kedewasaan dan Keleluasaan Sosial
Umumnya di dalam
melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal maupun eksternal, seorang
pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang matang dan stabil. Hal ini membuat
pemimpin tidak mudah panik dan goyah dalam mempertahankan pendirian yang
diyakini kebenarannya.
Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi
Seorang pemimpin
yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi serta dorongan untuk
berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian tercermin
pada kinerja yang optimal, efektif dan efisien.
Sikap Hubungan Kemanusiaan
Adanya pengakuan
terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para pengikutnya mampu berpihak
kepadanya.
2) Teori Kepemimpinan Perilaku
Teori-teori yang mengemukakan bahwa
beberapa perilaku tertentu membedakan
antara pemimpin dengan mereka yang bukan pemimpin.
Berdasarkan
penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki
kecendrungan kearah 2 hal, yaitu:
o
Konsiderasi dan Inisiasi
Pertama yang
disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang
menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal
ini seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia
berkonsultasi dengan bawahan. Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu
Kecendrungan seorang pemimpin yang memberikan batasan kepada bawahan. Contoh
yang dapat dilihat , bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan,
bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.
o
Berorientasi Kepada Bawahan dan Produksi
Perilaku pemimpin yang berorientasi
kepada bawahan ditandai oleh penekanan pada hubungan atasan-bawahan, perhatian
pribadi pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan serta menerima perbedaan
kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan.Sedangkan perilaku pemimpin yang
berorientasi pada produksi memiliki kecenderungan penekanan pada segi teknis
pekerjaan, pengutamaan penyelenggaraan dan penyelesaian tugas serta pencapaian
tujuan.
Jadi,
berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang
pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil
yang tinggi pula.
3) Teori Kewibawaan Pemimpin
Kewibawaan
merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab dengan faktor itu
seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik secara
perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan apa
yang dikehendaki oleh pemimpin.
4) Teori Kepemimpinan Situasi
Seorang pemimpin
harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus bersifat fleksibel,
sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.
Dalam teori
situasional terdapat 3 teori kunci yaitu:
Fliedler Model
Teori bahwa
kelompok yang efektif bergantung pada kesesuaian antara gaya interaksi seorang
pemimpin dengan bawahannya serta sejauh mana situasi tersebut menghasilkan
kendali dan pengaruh untuk pemimpin tersebut.
Mengasumsikan
gaya kepemimpinan (berdasarkan pada orientasi
tugas atau hubungan dalam LPC (Least Preferred Coworker) questionnaire)
adalah tetap.
Berdasarkan
pada 3 faktor situasional:
a. Hubungan pemimpin-anggota:
tingkat kepatuhan, kepercayaan, dan rasa hormat para anggota terhadap pemimpin
mereka.
b. Struktur
tugas: tingkat struktur dalam pekerjaan (terstruktur atau tidak terstruktur)
c.
Kekuatan posisi: kemampuan pemimpin
untuk merekrut, memecat serta mempromosikan.
Hersey and Blanchard’s Situational
Leadership Theory
Sebuah model
yang berfokus pada “kesiapan” para pengikut.
·
Pengikut dapat menerima atau menolak
pemimpin
·
Efektivitas tergantung pada respon pengikut
terhadap tindakan pemimpin
·
"Kesiapan" adalah sejauh mana
orang memiliki kemampuan dan kesediaan untuk
menyelesaikan tugas tertentu
Path-Goal Theory
·
Pemimpin memberikan pengikut informasi,
dukungan, dan sumber daya untuk membantu mereka mencapai tujuan mereka.
·
Pemimpin membantu memperjelas
"jalan" untuk tujuan pekerja
·
Pemimpin dapat menampilkan jenis
kepemimpinan ganda
Empat jenis pemimpin :
o
Direktif: berfokus pada pekerjaan yang harus
dilakukan
o
Suportif: berfokus pada kebutuhan para pengikut
o
Partisipatif: berunding dengan karyawan dalam pengambilankeputusan
o
Berorientasi pencapaian: menetapkan tujuan-tujuan yang besar dan menantang
Keberhasilan seorang pemimpin menurut
teori situasional ditentukan oleh ciri kepemimpinan dengan perilaku tertentu
yang disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi
organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor waktu dan ruang.
Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan tertentu menurut
Sondang P. Siagian (1994:129) yaitu:
o
Jenis
pekerjaan dan kompleksitas tugas;
o
Bentuk
dan sifat teknologi yang digunakan;
o
Persepsi,
sikap dan gaya kepemimpinan;
o
Norma
yang dianut kelompok;
o
Rentang
kendali;
o
Ancaman
dari luar organisasi;
o
Tingkat
stress;
o
Iklim yang terdapat dalam organisasi.
Efektivitas kepemimpinan seseorang
ditentukan oleh kemampuan "membaca" situasi yang dihadapi dan
menyesuaikan gaya kepemimpinannya agar cocok dengan dan mampu memenuhi tuntutan
situasi tersebut. Penyesuaian gaya kepemimpinan dimaksud adalah kemampuan
menentukan ciri kepemimpinan dan perilaku tertentu karena tuntutan situasi
tertentu. Sehubungan dengan hal tersebut berkembanglah model-model kepemimpinan
berikut:
a. Model
kontinuum Otokratik-Demokratik
Gaya dan perilaku kepemimpinan tertentu selain berhubungan
dengan situasi dan kondisi yang dihadapi, juga berkaitan dengan fungsi
kepemimpinan tertentu yang harus diselenggarakan. Contoh: dalam hal pengambilan
keputusan, pemimpin bergaya otokratik akan mengambil keputusan sendiri, ciri
kepemimpinan yang menonjol ketegasan
disertai perilaku yang berorientasi pada penyelesaian tugas.Sedangkan pemimpin
bergaya demokratik akan mengajak bawahannya untuk berpartisipasi. Ciri
kepemimpinan yang menonjol di sini adalah menjadi pendengar yang baik disertai perilaku memberikan perhatian pada
kepentingan dan kebutuhan bawahan.
b. Model
" Interaksi Atasan-Bawahan"
Menurut model ini, efektivitas
kepemimpinan seseorang tergantung pada interaksi yang terjadi antara pemimpin
dan bawahannya dan sejauhmana interaksi tersebut mempengaruhi perilaku pemimpin
yang bersangkutan.
Seorang akan menjadi pemimpin yang efektif, apabila:
o
Hubungan
atasan dan bawahan dikategorikan baik
o
Tugas
yang harus dikerjakan bawahan disusun pada tingkat struktur yang tinggi
o
Posisi
kewenangan pemimpin tergolong kuat
c. Model
Situasional
Model ini menekankan bahwa
efektivitas kepemimpinan seseorang tergantung pada pemilihan gaya kepemimpinan
yang tepat untuk menghadapi situasi tertentu dan tingkat kematangan jiwa
bawahan. Dimensi kepemimpinan yang digunakan dalam model ini adalah perilaku
pemimpin yang berkaitan dengan tugas kepemimpinannya dan hubungan
atasan-bawahan. Berdasarkan dimensi tersebut, gaya kepemimpinan yang dapat
digunakan adalah
o
Memberitahukan
o
Menjual
o
Mengajak
bawahan berperan serta
o
Melakukan
pendelegasian
d. Model
" Jalan- Tujuan "
Seorang pemimpin yang efektif menurut
model ini adalah pemimpin yang mampu menunjukkan jalan yang dapat ditempuh
bawahan.Salah satu mekanisme untuk mewujudkan hal tersebut yaitu kejelasan
tugas yang harus dilakukan bawahan dan perhatian pemimpin kepada kepentingan
dan kebutuhan bawahannya.Perilaku pemimpin berkaitan dengan hal tersebut harus merupakan faktor motivasional bagi
bawahannya.
e. Model
"Pimpinan-Peran serta Bawahan" :
Perhatian utama model ini adalah
perilaku pemimpin dikaitkan dengan proses pengambilan keputusan. Perilaku
pemimpin perlu disesuaikan dengan struktur tugas yang harus diselesaikan oleh
bawahannya.
Salah satu syarat penting untuk
paradigma tersebut adalah adanya serangkaian ketentuan yang harus ditaati oleh
bawahan dalam menentukan bentuk dan tingkat peran serta bawahan dalam
pengambilan keputusan. Bentuk dan tingkat peran serta bawahan tersebut
"didiktekan" oleh situasi yang dihadapi dan masalah yang ingin
dipecahkan melalui proses pengambilan keputusan.
5) Teori Kelompok
Agar tujuan
kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang positif antara
pemimpin dengan pengikutnya.Teori Kelompok dalam kepemimpinan (group theory of leadership) dikembangkan atas dasar ilmu psikologi
sosial.Teori ini menyatakan bahwa untuk pencapaian tujuan-tujuan kelompok harus
ada pertukaran yang positif antara pemimpin dan bawahannya.
6)
Teori Genetis
Teori ini
menyatakan bahwa seorang pemimpin lahir bukan karena dibuat, tetapi dia lahir
menjadi pemimpin oleh bakat-bakat yang luar biasa sejak dilahirkan. Dalam
dirinya mengalir bakat-bakat dari orangtuanya maupun nenek moyangnya. Pemimpin
yang lahir dari faktor genetis, biasanya memiliki kemampuan yang luar biasa yang
nampak sejak kecil.
7)
Teori Sosial
Lain halnya dengan teori genetis,
teori sosial bertolak belakang dengan teori genetis.Teori sosial lebih menekan
bahwa seorang pemimpin dapat disiapkan, dididik, dibentuk, dan tidak dilahirkan
begitu saja.Setiap orang bisa menjadi pemimpin melalui usaha penyiapan dan
pendidikan, serta didorong oleh kemauan sendiri.Salah satu wadah persiapan bagi
pemimpin adalah lembaga yang bernama sekolah, madrasah, pesantren maupun
pelatihan-pelatihan khusus untuk mencetak seorang pemimpin.
8)
Teori Ekologis
Teori ini merupakan teori yang
mencoba mensistensikan kedua teori di atas, yaitu genetis dan sosial.Teori
ekologis lebih fleksibel.Teori ini menyatakan bahwa seorang pemimpin sukses
menjadi pemimpin bila sejak lahir dia telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan
dan bakat-bakat ini sempat dikembangkan melalui pengalaman dan usaha
pendidikan, juga sesuai dengan tuntutan ekologis lingkungannya.
C. FUNGSI DAN GAYA KEPEMIMPINAN
1.
Fungsi Kepemimpinan
Dalam upaya
mewujudkan kepemimpinan yang efektif, maka kepemimpinan tersebut harus
dijalankan sesuai dengan fungsinya.Fungsi kepemimpinan berhubungn langsung
dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok masing-masing yang
mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada didalam, bukan berada diluar
situasi itu.
Fungsi pemimpin
dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah merupakan sesuatu fungsi yang
sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan. Pada
dasarnya fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu :
Ø
Fungsi administrasi, yakni mengadakan
formulasi kebijaksanaan administrasi dan menyediakan fasilitasnya.
Ø
Fungsi sebagai Top Manajemen, yakni
mengadakan planning, organizing, staffing, directing, commanding, controling, dan
sebagainya.
Fungsi kepemimpinan
menurut Hadari Nawawi memiliki dua dimensi yaitu:
1) Dimensi yang berhubungan dengan
tingkat kemampuan mengarahkan dalam tindakan atau aktifitas pemimpin, yang
terlihat pada tanggapan orang-orang yang dipimpinya.
2) Dimensi yang berkenaan dengan tingkat
dukungan atau keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam melaksnakan
tugas-tugas pokok kelompok atau organisasi, yang dijabarkan dan
dimanifestasikan melalui keputusan-keputusan dan kebijakan pemimpin.
Berhubungan dengan
kedua dimensi tersebut, menurut Hadari Nawawi, secara operasional dapat
dibedakan lima fungsi pokok kepemimpinan, yaitu:
1) Fungsi Instruktif.
Pemimpin berfungsi sebagai komunikator yang menentukan apa (isi perintah), bagaimana (cara mengerjakan perintah), bilamana (waktu memulai, melaksanakan dan melaporkan hasilnya), dan dimana (tempat mengerjakan perintah) agar keputusan dapat diwujudkan secara efektif. Sehingga fungsi orang yang dipimpin hanyalah melaksanakan perintah.
Pemimpin berfungsi sebagai komunikator yang menentukan apa (isi perintah), bagaimana (cara mengerjakan perintah), bilamana (waktu memulai, melaksanakan dan melaporkan hasilnya), dan dimana (tempat mengerjakan perintah) agar keputusan dapat diwujudkan secara efektif. Sehingga fungsi orang yang dipimpin hanyalah melaksanakan perintah.
2)
Fungsi Konsultatif.
Pemimpin dapat menggunakan fungsi konsultatif sebagai komunikasi dua arah. Hal tersebut digunakan manakala pemimpin dalam usaha menetapkan keputusan yang memerlukan bahan pertimbangan dan berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya.
Pemimpin dapat menggunakan fungsi konsultatif sebagai komunikasi dua arah. Hal tersebut digunakan manakala pemimpin dalam usaha menetapkan keputusan yang memerlukan bahan pertimbangan dan berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya.
3)
Fungsi Partisipasi.
Dalam menjaiankan fungsi partisipasi pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam pengambilan keputusan maupun dalam melaksanakannya. Setiap anggota kelompok memperoleh kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan yang dijabarkan dari tugas-tugas pokok, sesuai dengan posisi masing-masing.
Dalam menjaiankan fungsi partisipasi pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam pengambilan keputusan maupun dalam melaksanakannya. Setiap anggota kelompok memperoleh kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan yang dijabarkan dari tugas-tugas pokok, sesuai dengan posisi masing-masing.
4)
Fungsi Delegasi
Dalam menjalankan fungsi delegasi, pemimpin memberikan pelimpahan wewenang membuay atau menetapkan keputusan. Fungsi delegasi sebenarnya adalah kepercayaan ssorang pemimpin kepada orang yang diberi kepercayaan untuk pelimpahan wewenang dengan melaksanakannya secara bertanggungjawab. Fungsi pendelegasian ini, harus diwujudkan karena kemajuan dan perkembangan kelompok tidak mungkin diwujudkan oleh seorang pemimpin seorang diri.
Dalam menjalankan fungsi delegasi, pemimpin memberikan pelimpahan wewenang membuay atau menetapkan keputusan. Fungsi delegasi sebenarnya adalah kepercayaan ssorang pemimpin kepada orang yang diberi kepercayaan untuk pelimpahan wewenang dengan melaksanakannya secara bertanggungjawab. Fungsi pendelegasian ini, harus diwujudkan karena kemajuan dan perkembangan kelompok tidak mungkin diwujudkan oleh seorang pemimpin seorang diri.
5) Fungsi Pengendalian.
Fungsi pengendalian berasumsi bahwa kepemimpinan yang efektif harus mampu mengatur aktifitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Dalam melaksanakan fungsi pengendalian, pemimpin dapat mewujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan.
Fungsi pengendalian berasumsi bahwa kepemimpinan yang efektif harus mampu mengatur aktifitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Dalam melaksanakan fungsi pengendalian, pemimpin dapat mewujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan.
Kemudian menurut
Yuki (1998) fungsi kepemimpinan adalah usaha mempengaruhi dan mengarahkan
karyawan untuk bekerja keras, memiliki semangat tinggi, dan memotivasi tinggi
guna mencapai tujuan organisasi.Hal ini terutama terikat dengan fungsi mengatur
hubungan antara individu atau kelompok dalam organisasi.Selain itu, fungsi
pemimpin dalam mempengaruhi dan mengarahkan individu atau kelompok bertujuan
untuk membantu organisasi bergerak kearah pencapaian sasaran.Dengan demikian,
inti kepemimpinan bukan pertama-tama terletak pada kedudukannya dalam
organisasi, melainkan bagaimana pemimpin melaksanakan fungsinya sebagai
pemimpin. Fungsi kepemimpinan yang hakiki adalah :
- Selaku penentu arah yang akan ditempuh dalam usaha untuk pencapaian tujuan
- Sebagai wakil dan juru bicara organisasi dalam hubungan dengan pihak luar.
- Sebagai komunikator yang efektif.
- Sebagai integrator yang efektif, rasional, objektif, dan netral.
2.
Gaya Kepemimpinan
Dari adanya
berbagai teori kepemimpinan yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat diketahui
bahwa teori kepemimpinan tertentu akan sangat mempengaruhi gaya kepemimpinan
(Leadership Style), yakni pemimpin yang menjalankan fungsi kepemimpinannya
dengan segenap filsafat, keterampilan dan sikapnya. Gaya kepemimpinan adalah
cara seorang pemimpan bersikap, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang
lain dalam mempengaruhi orang untuk melakukan sesuatu. Gaya tersebut bisa
berbeda – beda atas dasar motivasi, kuasa ataupun orientasi terhadap tugas atau
orang tertentu.
Adapun gaya-gaya
kepemimpinan antara lain:
a.
Otokratis (otoriter)
Gaya kepemimpinan dimana pemimpin memiliki
kekuasaan penuh, dimana setiap hal yang diperintahkan olehnya harus
dilaksanankan. Pada kepemimpinan seperti ini kekuasaan sangat dominan
digunakan. Semua kebijakan atau dasar ditetapkan oleh pemimpin itu sendiri dan
pelaksanaannya ditugaskan kepada bawahannya. Kepemimpinan ini pada umumnya
bersifat negatif, karena ketika pemimpin telah membuat suatu keputusan atau
kebijakan maka seluruh bawahannya harus menerima tanpa adanya kebebasan untuk
menilai baik atau buruknya akibat yang akan ditimbulkan dan kepemimpinan ini
didasarkan pada ancaman dan hukuman. Namun demikian, kepemimpinan ini
memungkinkan pengambilan keputusan dengan cepat serta memungkinkan
pendayagunaan pegawai yang kurang kompeten.
b.
Parsipatif
Gaya kepemimpinan dimana pemimpin
mengikutsertakan para staf atau bawahan dalam pengambilan kebijakan atau
keputusan untuk kepentingan bersama suatu organisasi kelompok atau perusahaan,
sehingga keputusan atau kebijakan yang diambil tidak bersifak sepihak.
c.
Demokratis
Ditandai adanya suatu struktur yang
pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif.
Di bawah kepemimpinan pemimpin yang demokratis cenderung bermoral tinggi dapat
bekerjasama, mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri.
Kepemimpinan seperti ini cenderung mengadakan musyawarah atau mufakat dengan
setiap anggota kelompok untuk ikut serta dalam merumuskan tujuan-tujuan yang
harus dicapai kelompok dan cara-cara mencapainya.
d.
Kendali bebas (laissez faire)
Pemimpin memberikan kekuasaan penuh
terhadap bawahan, struktur organisasi bersifat longgar dan pemimpin bersifat
pasif. Yaitu pemimpin menghindari kuasa dan tanggung jawab, kemudian
menggantungkannya kepada kelompok baik dalam menetapkan tujuan dan
menanggulangi masalahnya sendiri.
e.
Situasional
Disini faktor yang terpenting untuk
menentukan jenis kepemimpinan ialah situasinya. Dimana pemimpin dan bawahan
dapat menyesuaikan diri dengan situasi yang tengah dihadapi diikuti pula dengan
penyesuaian sikap antar pemimpin dengan bawahan secara timbal balik.
f.
Kepemimpinan menurut perilaku pribadi
Lahir Sesuai dengan namanya perilaku dari pemimpin penting
sekali dalam bentuk kepemimpinan ini.Ia akan cukup plaksibel untuk menggunakan
tindakan yang sesuai untuk setiap situasi sambil memperhatikan kemampuan
tingkat pengawasa yang di inginkan dan apakah pemimpin ingin memutuskan
permasalahan yang bersangkutan.
g.
Kepemimpinan dengan tugas sentris atau
pekerja sentris
Berbagai orang dalam situasi-situasi yang berlainan
memberikan responsi yang berbeda terhadap kepemimpinan. Kepemimpinan tumbuh
dari berbagai kekuatan yang beraksi dan mengadakan interaksi terus menerus
dengan memberikan tekanan kepada:
a. Pekerjaan yang
sedang dilaksanakan,
b. Orang-orang yang
melaksanakan pekerjaan tersebut
h.
Kepemimpinan pribadi
Motivasi dan pengarahan menimbulkan kontrak antar pribadi
pengawai.Lahirlah suatu hubungan yang dekat antara pemimpin dan bawahannya.
Apabila mengikuti kepemimpinan pribadi maka situasinya diliputi oleh
karakteristik pribadi dan suasana yang
informal
i.
Kepemimpinan paternalis
j.
Di dalam sistem kepemimpinan ini terdapat suatu pengaruh
kebapakan antar pemimpin dengan kelompoknya tujuannya adalah untuk melindungi
dan memperhatikan kesejahteraan pengikut-pengikutnya.
k.
Kepemimpinan alami
Jenis kepemimpinan ini berasal dari kelompok-kelompok yang
secara informal. Berbagai pemimpin alami lahir untuk berbagai tujuan didalam
kelompok yang sama. sukses dari berbagai macam-macam kegiatan ditentukan oleh
pemimpin tersebut, walapun kelompoknya secara resmi dipemimipin oleh pemimpin
formal.
Banyak studi yang sudah dilakukan untuk
melihat gaya kepemimpinan seseorang. Salah satunya yang terkenal adalah yang
dikemukakan oleh Blanchard, yang mengemukakan 4 gaya dari sebuah kepemimpinan.
Gaya kepemimpinan ini dipengaruhi oleh bagaimana cara seorang pemimpin
memberikan perintah, dan sisi lain adalah cara mereka membantu bawahannya.
Keempat gaya tersebut antara lain:
a. Directing
Gaya tepat
apabila kita dihadapkan dengan tugas yang rumit dan staf kita belum memiliki
pengalaman dan motivasi untuk mengerjakan tugas tersebut. Atau apabila berada
di bawah tekanan waktu penyelesaian. Kita menjelaskan apa yang perlu dan apa
yang harus dikerjakan. Dalam situasi demikian, biasanya terjadi over-communicating (penjelasan
berlebihan yang dapat menimbulkan kebingungan dan pembuangan waktu). Dalam
proses pengambilan keputusan, pemimpin memberikan aturan-aturan dan proses yang
detil kepada bawahan. Pelaksanaan di lapangan harus menyesuaikan
dengan detil yang sudah dikerjakan.
b. Coaching
Pemimpin tidak hanya memberikan detil proses dan aturan kepada bawahan tapi
juga menjelaskan mengapa sebuah keputusan itu diambil, mendukung proses
perkembangannya, dan juga menerima barbagai masukan dari bawahan. Gaya yang
tepat apabila staf kita telah lebih termotivasi dan berpengalaman dalam
menghadapi suatu tugas. Disini kita perlu memberikan kesempatan kepada mereka
untuk mengerti tentang tugasnya, dengan meluangkan waktu membangun hubungan dan
komunikasi yang baik dengan mereka.
c.
Supporting
Sebuah gaya dimana pemimpin memfasilitasi dan membantu upaya bawahannya
dalam melakukan tugas. Dalam hal ini, pemimpin tidak memberikan arahan secara
detail, tetapi tanggung jawab dan proses pengambilan keputusan dibagi bersama
dengan bawahan. Gaya ini akan berhasil apabila karyawan telah mengenal
teknik-teknik yang dituntut dan telah mengembangkan hubungan yang lebih dekat
dengan anda. Dalam hal ini kita perlumeluangkan waktu untuk berbincang-bincang,
untuk lebih melibatkan mereka dalam penganbilan keputusan kerja, serta
mendengarkan saran-saran mereka mengenai peningkatan kinerja.
d. Delegating
Sebuah gaya dimana seorang pemimpin mendelegasikan seluruh wewenang dan
tanggung jawabnya kepada bawahan. Gaya Delegating
akan berjalan baik apabila staf kita sepenuhnya telah paham dan efisien dalm
pekerjaan, sehingga kita dapat melepas mereka menjalankan tugas atau pekerjaan
itu atas kemampuan dan inisiatifnya sendiri.
D. KEPEMIMIPINAN TRANSAKSIONAL DAN TRANFORMASIONAL
1.
Kepemimpinan Transaksional
Kepemimpinan transaksional ini terwujud
ketika para pemimpin dan para pengikut (konstituen) berada dalam sejenis
hubungan pertukaran (exchange relationship) satu sama lain agar
kebutuhan masing-masing pihak dipenuhi. Jadi, kepemimpinan ini semacam barter
(tukar-menukar). Pertukaran ini dapat berupa pertukaran yang bersifat ekonomis,
politis atau psikologis, dan contoh-contohnya dapat mencakup menukar tenaga
kerja yang disumbangsihkan dengan imbalan bayaran upah, memberi suara untuk
memperoleh political favors, bersikap setia agar dapat dipertimbangkan
untuk promosi jabatan dalam perusahaan dan lain-lain. Ada contoh lagi dalam dunia bisnis:
Seorang pemimpin transaksional membantu para pengikutnya mencapai tujuan-tujuan
mereka.Jadi, para
pengikutnya pun mengikuti sang pemimpin transaksional karena jelas-nyata inilah
yang terbaik bagi mereka.
Kepemimpinan transaksional adalah sesuatu
yang sangat biasa kita temui dalam kehidupan sehari-hari, namun sifatnya
tidaklah untuk jangka panjang, artinya transitoris yaitu tidak ada tujuan bersama yang perlu
dipertahankan agar membuat kedua pihak itu terus-menerus bersama, sekali transaksi dibuat. Selain itu jenis
kepemimpinan ini dapat cukup efektif, namun tidak akan berakibat dalam
perubahan dalam organisasi atau masyarakat, malah cenderung untuk melestarikan
dan melegitimasi status quotayang ada.
2.
Kepemimpinan Transformasional
Kepemiminan merupakan proses dimana seorang
individu mempengaruhi sekelompok individu untuk mencapai suatu tujuan. Untuk
menjadi seorang pemimpin yang efektif, seorang pemimpin harus dapat
mempengaruhi seluruh bawahan yang dipimpinnya melalui cara-cara yang positif
untuk mencapai tujuan organisasi. Secara sederhana kepemimpinan
transformasional dapat diartikan sebagai proses untuk mengubah dan
mentransformasikan individu agar mau berubah dan meningkatkan dirinya, yang
didalamnya melibatkan motif dan pemenuhan kebutuhan serta penghargaan terhadap
para bawahan.
Terdapat empat faktor untuk menuju
kepemimpinan tranformasional, yang dikenal sebutan 4 I, yaitu :
Idealized influence: pemimpin merupakan sosok
ideal yang dapat dijadikan sebagai panutan bagi bawahan, dipercaya, dihormati dan mampu
mengambil keputusan yang terbaik untuk kepentingan organisasi.
Inspirational motivatio:pemimpin dapat
memotivasi bawahannya untuk memiliki komitmen terhadap visi
organisasi dan mendukung semangat team dalam mencapai tujuan-tujuan yang dibuat.
Intellectual stimulatio: pemimpin dapat
menumbuhkan kreativitas dan inovasi di kalangan bawahannya dengan
mengembangkan pemikiran kritis dan pemecahan masalah untuk membawa organisasi ke arah yang
lebih baik.
Individual consideration: pemimpin dapat bertindak
sebagai pelatih dan penasihat bagi bawahannya.
Berdasarkan hasil kajian literatur yang
dilakukan, Northouse (2001) menyimpulkan bahwa seseorang yang dapat menampilkan
kepemimpinan transformasional ternyata dapat lebih menunjukkan sebagai seorang
pemimpin yang efektif dengan hasil kerja yang lebih baik. Oleh karena itu,
merupakan hal yang amat menguntungkan jika para pemimpin dapat menerapkan
kepemimpinan transformasional.
Karena kepemimpinan transformasional
merupakan sebuah rentang yang luas tentang aspek-aspek kepemimpinan, maka untuk
bisa menjadi seorang pemimpin transformasional yang efektif membutuhkan suatu
proses dan memerlukan usaha sadar dan sunggug-sungguh dari yang bersangkutan.
Northouse (2001) memberikan beberapa tips untuk menerapkan kepemimpinan
transformasional, yakni sebagai berikut:
Berdayakan seluruh bawahan untuk melakukan
hal yang terbaik untuk organisasi.
Berusaha menjadi pemimpin yang bisa
diteladani yang didasari nilai yang tinggi.
Dengarkan semua pemikiran bawahan untuk
mengembangkan semangat kerja sama.
Ciptakan visi yang dapat diyakini oleh
semua orang dalam organisasi
Bertindak sebagai agen perubahan dalam
organisasi dengan memberikan contoh bagaimana menggagas dan melaksanakan suatu
perubahan.
Menolong organisasi dengan cara menolong
orang lain untuk berkontribusi terhadap organisasi.
E. PEMIMPIN
1.
Kriteria Seorang Pemimpin
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa pemimpin adalah orang
yang memiliki wewenang untuk menjalankan fungsi kepemimpinan yang meliputi
mengatur, mengarahkan, mengorganisasikan maupun membantu mengembangkan
kemampuan dalam diri orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya (bawahan)
sehingga mampu menjalankan tugas-tugasnya dengan baik dan dapat bersama-sama
mencapai suatu tujuan organisasi atau perusahaan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Sehingga secara umum atribut personal atau karakter yang harus ada
atau melekat pada diri seorang pemimpin adalah
•
Mumpuni, artinya memiliki kapasitas
dan kapabilitas yang lebih balk daripada orang-orang yang dipimpinnya
•
Juara, artinya memiliki prestasi balk
akademik maupun non akademik yang lebih balk dibanding orang-orang yang
dipimpinnya
•
Tanggung jawab, artinya memiliki
kemampuan dan kemauan bertanggungjawab yang lebih tinggi dibanding orang-orang yang
dipimpinnya
•
Aktif, artinya memiliki kemampuan dan
kemauan berpartisipasi sosial dan melakukan sosialisasi secara aktif lebih balk
dibanding oramg-orang yang dipimpinnya
Selain itu, seorang pemimpin baru
dapat dikatakan sebagai seorang pemimpin apabila telah memenuhi beberapa
kriteria, yaitu:
Pengaruh:Seorang pemimpin adalah seorang yang
memiliki orang-orang yang mendukungnya yang turut membesarkan nama sang
pimpinan. Pengaruh ini menjadikan sang pemimpin diikuti dan membuat orang lain
tunduk pada apa yang dikatakan sang pemimpin. John C. Maxwell, penulis
buku-buku kepemimpinan pernah berkata: Leadership
is Influence (Kepemimpinan adalah soal pengaruh). Mother Teresa dan Lady
Diana adalah contoh kriteria seorang pemimpin yang punya pengaruh.
Kekuasaan (power): Seorang pemimpin umumnya diikuti oleh orang lain karena dia
memiliki kekuasaan/power yang membuat orang lain menghargai keberadaannya. Tanpa kekuasaan atau kekuatan yang dimiliki sang pemimpin, tentunya tidak ada orang yang mau menjadi pendukungnya. Kekuasaan/kekuatan yang dimiliki sang pemimpin ini menjadikan orang lain akan tergantung pada apa yang dimiliki sang pemimpin, tanpa itu mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Hubungan ini menjadikan hubungan yang bersifat simbiosis mutualisme, dimana kedua belah pihak sama-sama saling diuntungkan.
memiliki kekuasaan/power yang membuat orang lain menghargai keberadaannya. Tanpa kekuasaan atau kekuatan yang dimiliki sang pemimpin, tentunya tidak ada orang yang mau menjadi pendukungnya. Kekuasaan/kekuatan yang dimiliki sang pemimpin ini menjadikan orang lain akan tergantung pada apa yang dimiliki sang pemimpin, tanpa itu mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Hubungan ini menjadikan hubungan yang bersifat simbiosis mutualisme, dimana kedua belah pihak sama-sama saling diuntungkan.
Wewenang : Wewenang di sini dapat diartikan
sebagai hak yang diberikan kepada
pemimpin untuk fnenetapkan sebuah keputusan dalam melaksanakan suatu hal/kebijakan. Wewenang di sini juga dapat dialihkan kepada bawahan oleh pimpinan apabila sang pemimpin percaya bahwa bawahan tersebut mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan baik, sehingga bawahan diberi kepercayaan untuk melaksanakan tanpa perlu campur tangan dari sang pemimpin.
pemimpin untuk fnenetapkan sebuah keputusan dalam melaksanakan suatu hal/kebijakan. Wewenang di sini juga dapat dialihkan kepada bawahan oleh pimpinan apabila sang pemimpin percaya bahwa bawahan tersebut mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan baik, sehingga bawahan diberi kepercayaan untuk melaksanakan tanpa perlu campur tangan dari sang pemimpin.
Pengikut : Seorang pemimpin yang memiliki
pengaruh, kekuasaaan/power, dan wewenang tidak dapat dikatakan sebagai pemimpin
apabila dia tidak memiliki pengikut yang berada di belakangnya yang memberi
dukungan dan mengikuti apa yang dikatakan sang pemimpin. Tanpa adanya pengikut
maka pemimpin tidak akan ada. Pemimpin dan pengikut adalah dua hal yang tidak
dapat dipisahkan dan tidak dapat berdiri sendiri.
2.
Peranan Pemimpin
Dalam suatu organisasi kelompok atau perusahaan, keberhasilan
pencapaian suatu organisasi tersebut tidak terlepas dari peranan seorang
pemimpin dalam menjalankan fungsi kepemimpinannya. Baik itu dalam hal penentuan
visi dan misi suatu oragnisasi yang dimasukinya, pemberian tugas-tugas kepada
para bawahan berdasarkan skill masing-masing, memotivasi para bawahan sehigga
lebih semangat bekerja, membantu para bawahan untuk mengembangkan kemampuannya,
membangun suatu tim dalam suatu organisasi sehingga mempermudah para bawahan
dalam bekerja dan mencapai tujuan perusahaan dan masih banyak lagi peranan
pemimpin dalam suatu perusahaan.
Ada beberapa teori tentang peranan
pemimpin. Diantaranya adalah pendapat yang dikemukakan oleh Koontz et al,
yang secara ringkas dirumuskan sebagai berikut :
Fungsi pemimpin “ ....... adalah
mengajak atau menghimbau semua bawahan atau pengikut agar dengan penuh kemauan
untuk memberikan sumbangan dalam mencapai tujuan organisasi sesuai dengan
kemampuan para bawahan secara maksimal”.
Berdasarkan definisi tersebut, paling
tidak ada tiga hal pokok yang memberikan ciri terhadap fungsi pemimpin, yaitu :
- Kemampuan untuk memahami bahwa manusia itu pada hakikatnya memiliki kekuatan motivasi dalam waktu yang bervariasi serta situasi yang bebeda-beda.
- Kemampuan untuk menimbulkan semangat.
- Kemampuan untuk berbuat dengan cara tertentu, sehingga menciptakan suatu suasana yang merangsang lahirnya suatu respon atau motivasi.
Pendapat lain yang menarik tentang
peranan pemimpin diungkapkan oleh H.G.Hicks dan C.R. Gullett dalam buku yang
berjudul Organization : Theory and Behaviors.Keduanya berpendapat bahwa
peranan pemimpin yaitu bersikap adil, memberikan sugesti, mendukung tercapainya
tujuan, sebagai katalisator, menciptakan rasa aman, sebagai wakil organisasi,
sumber inspirasi, dan mau menghargai.
Menurut Henry Mintzberg, Peran Pemimpin adalah :
Menurut Henry Mintzberg, Peran Pemimpin adalah :
a. Peran hubungan antar perorangan, dalam kasus ini fungsinya
sebagai pemimpin yang dicontoh, pembangun tim, pelatih, direktur, mentor
konsultasi.
b. Fungsi Peran informal sebagai monitor, penyebar informasi dan
juru bicara.
c.
Peran Pembuat keputusan, berfungsi
sebagai pengusaha, penanganan gangguan, sumber alokasi, dan negosiator
Masing-masing peranan atau fungsi
tersebut sebagai berikut :
- Bersikap adil (arbitrating)
Dalam kehidupan organisasi apapun,
rasa kebersamaan diantara para anggotanya adalah mutlak.Sebab rasa kebersamaan
pada hakikatnya merupakan pencerminan dari kesepakatan antar sesama bawahan,
maupun antar pemimpin dengan bawahan, dalam mencapai tujuan organisasi. Tetapi
dalam hal-hal tertentu mungkin akan terjadi ketidaksesuaian/ timbul persoalan
dalam hubungan diantara para bawahan. Apabila diantara mereka tidak bisa memecahkan
persoalan tersebut, pemimpin perlu turun tangan untuk segera
menyelesaikan.Dalam hal memecahkan persoalan hubungan diantara bawahan,
pemimpin harus bertindak adil dan tidak memihak.
- Memberikan sugesti (suggesting)
Sugesti
bisa disebut saran atau anjuran. Dalam rangka kepemimpinan, sugesti merupakan
kewibawaan atau pengaruh yang seharusnya mampu menggerakan hati orang lain.
Sugesti mempunyai peranan yang sangat penting dalam memelihara dan membina rasa
pengabdian, partisipasi dan harga diri, serta rasa kebersamaan diantara para
bawahan.
- Mendukung tercapainya tujuan (supplying objectives)
Tercapainya tujuan organisasi tidak
terjadi secara otomatis, melainkan harus didukung oleh berbagai sumber. Oleh
sebab itu, agar setiap organisasi dapat efektif dalam arti mencapai tujuan yang
telah ditetapkan, serta pendayagunaan sumberdaya manusianya secara optimal,
perlu disiapkan sumber pendukungnya yang memadai seperti : mekanisme dan tata
kerja, sarana, serta sumber yang lain.
- Katalisastor (catalysing)
Secara kimiawi, arti kata “katalis”
atau “katalisator” ialah sat yang tidak ikut bereaksi, tetapi mempercepat
reaksi (kimia). Dalam dunia kepemimpinan, seorang pemimpin dikatakan berperan
sebagai seorang katalisator apabila pemimpin tersebut berperan selalu meningkatkan
penggunaan segala sumberdaya manusia yang ada, berusaha memberikan reaksi yang
memberikan semangat dan daya kerja cepat dan semaksimal mungkin, serta selalu
tampil sebagai pelopor dan pembawa perubahan.
- Menciptakan rasa aman (providing security)
Setiap pemimpin berkewajiban
menciptakan rasa aman bagi para bawahannya. Fungsi ini hanya dapat dilaksanakan
apabila setiap pemimpin selalu mampu memelihara hal-hal yang positif, sikap
optimisme dalam menghadapi setiap permasalahan, sehingga dengan demikian dalam
melaksanakan tugas-tugasnya, bawahan merasa aman, bebas dari segala perasaan
gelisah, kekhawatiran, dan merasa memperoleh jaminan keamanan dari pimpinan.
- Sebagai wakil organisasi (representing)
Setiap bawahan yang bekerja pada unit
organisasi apapun selalu memandang atasan atau pemimpinnya mempunyai peranan
dalam segala bidang kegiatan, lebih-lebih kepemimpinan yang menganut prinsip
“keteladanan atau panutan”. Seorang pemimpin adalah segala-galanya, oleh
karenanya segala perilaku, perbuatan dan kata-katanya akan selalu memberikan
kesan tertentu terhadap organisasinya. Penampilan dan kesan-kesan positif
seorang pemimpin akan memberikan gambaran yang positif pula terhadap
organisasi yang dipimpinnya. Dengan demikian setiap pemimpin tidak lain juga diakui
sebagai tokoh yang mewakili dalam segala hal dari organisasi yang dipimpinnya.
- Sumber inspirasi (inspiring)
Seorang pemimpin pada hakekatnya
adalah sumber semangat bagi para bawahannya.Oleh karena itu setiap pemimpin
harus selalu dapat membangkitkan semangat para bawahan, sehingga para bawahan
menerima dan memahami tujuan organisasi secara antusias, dan bekerja secara
efektif ke arah tercapainya tujuan organisasi.
- Bersikap menghargai (praising)
Setiap orang pada dasarnya menghendaki
adanya pengakuan dan penghargaan dari orang lain. Demikian pula setiap bawahan
dalam suatu organisasi memerlukan adanya pengakuan dan penghargaan dari
atasannya.Oleh karena itu, menjadi kewajiban pemimpin harus mau memberikan
penghargaan atau pengakuan dalam bentuk apapun kepada bawahannya.
3.
Tugas Pemimpin
Tugas pokok-seorang
pemimpin yaitu melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yang terdiri dari:
merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan, dan mengawasi.
Terlaksananya tugas-tugas
tersebut tidak dapat dicapai hanya oleh pimpinan seorang diri, tetapi dengan
menggerakan orang-orang yang dipimpinnya.Agar orang-orang yang dipimpin mau
bekerja secara efektif seorang pemimpin di samping harus memiliki inisiatif dan
kreatif harus selalu memperhatikan hubungan manusiawi. Secara lebih terperinci
tugas-tugas seorang pemimpin meliputi: pengambilan keputusan, menetapkan
sasaran dan menyusun kebijaksanaan, mengorganisasikan dan menempatkan pekerja,
mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan baik secara vertikal (antara bawahan dan
atasan) maupun secara horisontal (antar bagian atau unit), serta memimpin dan
mengawasi pelaksanaan pekerjaan.
Secara umum, tugas-tugas
pokok pemimpin antara lain :
a)
Melaksanaan Fungsi Managerial, yaitu berupa kegiatan pokok
meliputi pelaksanaan:
Penyusunan Rencana
Penyusunan Organisasi Pengarahan Organisasi Pengendalian
Penilaian
Pelaporan
b)
Mendorong (memotivasi) bawahan untuk dapat bekerja dengan giat
dan tekun
c)
Membina bawahan agar dapat memikul tanggung jawab tugas
masing-masing secara
baik
baik
d)
Membina bawahan agar dapat bekerja secara efektif dan efisien
e)
Menciptakan iklim kerja yang baik dan harmonis
f)
Menyusun fungsi manajemen secara baik
g)
Menjadi penggerak yang baik dan dapat menjadi sumber kreatifitas
h)
Menjadi wakil dalam membina hubungan dengan pihak luar
i)
Mengantarkan atau mengarahkan oraganisasi atau perusahaan
mencapai tujuannya.
j)
Mengetuai
k)
Mempelopori atau merintis
l)
Memberi petunjuk, nasehat dan petuah
m)
Memberi bimbingan kepada para bawahan
n)
Membina untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan
anggotanya
4.
Pemimpin Sejati
Empat Kriteria Pemimpin Sejati yaitu:
1) Visioner
Punya tujuan pasti dan jelas serta
tahu kemana akan membawa para pengikutnya. Tujuan Hidup Anda adalah Poros Hidup
Anda.Andy Stanley dalam bukunya Visioneering,
melihat pemimpin yang punya visi dan arah yang jelas, kemungkinan
berhasil/sukses lebih besar daripada mereka yang hanya menjalankan sebuah
kepemimpinan.
2) Sukses Bersama
Membawa sebanyak mungkin pengikutnya
untuk sukses bersamanya. Pemimpin sejati bukanlah mencari sukses atau
keuntungan hanya bag) dirinya sendiri, namun ia tidak kuatir dan takut serta
malah terbuka untuk mendorong orang-orang yang dipimpin bersama-sama dirinya
meraih kesuksesan bersama.
3) Mau Terus Menerus Belajar dan Diajar (Teachable and Learn continuous)
Banyak hal yang harus dipelajari oleh
seorang pemimpin jika ia mau terus survive
sebagai pemimpin dan dihargai oleh para pengikutnya. Punya hati yang mau diajar
baik oleh pemimpin lain ataupun bawahan dan belajar dari pengalaman-diri dan
orang-orang lain adalah penting bagi seorang Pemimpin. Memperlengkapi diri
dengan buku-buku bermutu dan bacaan/bahan yang positif juga bergaul akrab
dengan para Pemimpin akan mendorong Skill kepemimpinan akan meningkat.
4) Mempersiapkan Calon-calon Pemimpin Masa depan
Pemimpin Sejati bukanlah orang yang
hanya menikmati dan melaksanakan kepemimpinannya seorang diri bagi generasi
atau saat dia memimpin saja. Namun, lebih dari itu, dia adalah seorang yang
visioner yang mempersiapkan pemimpin berikutnya untuk regenerasi di masa depan.
Pemimpin yang mempersiapkan pemimpin berikutnya barulah dapat disebut seorang
Pemimpin Sejati. Di bidang apapun dalam berbagai aspek kehidupan ini, seorang
Pemimpin sejati pasti dikatakan Sukses jika ia mampu menelorkan para pemimpin
muda lainnya.
5.
Syarat Menjadi Pemimpin
Di dalam Islam seorang pemimpin haruslah mempunyai sifat:
a. SHIDIQ artinya jujur, benar, berintegritas tinggi dan terjaga
dari kesalahan
b. FATHANAH artinya jerdas, memiliki intelektualitas tinggi dan
professional
c.
AMANAH artinya dapat dipercaya,
memiliki legitimasi dan akuntabel
d. TABLIGH artinya senantiasa menyampaikan risalah kebenaran, tidak
pernah menyembunyikan apa yang wajib disampaikan, dan komunikatif.
Di dalam Alkitab pemimpin harus mempunya sifat dasar :
Bertanggung jawab, Berorientasi pada sasaran, Tegas, Cakap,
Bertumbuh, Memberi Teladan, Dapat membangkitkan semangat, Jujur, Setia, Murah
hati, Rendah hati, Efisien, Memperhatikan, Mampu berkomunikasi, Dapat mempersatukan,
serta Dapat mengajak.
Pada ajaran Budha di kenal dengan DASA RAJA DHAMMA yang terdiri
dari :
a. DHANA (suka menolong, tidak kikir dan ramah tamah)
b. SILA (bermoralitas tinggi)
c.
ARICAGA (mengorban segala sesuatu
demi rakyat)
d. AJJAVA (jujur dan bersih)
e.
MADDAVA (ramah tamah dan sopan
santun)
f.
TAPA (sederhana dalam penghidupan)
g. AKKHODA (bebas dari kebencian dan permusuhan)
h. AVIHIMSA (tanpa kekerasan)
i.
KHANTI (sabar, rendah hati, dan
pemaaf)
j.
AVIRODHA (tidak menentang dan tidak
menghalang-halangi)
Pada ajaran Hindu, falsafah kepemimpinan dijelaskan dengan
istilah-istilah:
a. PANCA STITI DHARMENG PRABHU yang artinya lima ajaran seorang
pemimpin, yaitu:
Ø Ing Arsa Asung Tulada
Yang artinya seorang pemimpin sebagai orang yang
terdepan dan terpandang selalu memberi suri teladan/contoh untuk
melakukan perbuatan yang baik dan memberikan semangat pengabdian yang luhur
untuk kepentingan nusa dan bangsa.Sehingga bisa dijadikan “ Suri Tauladan”.
Ø Ing Madya Mangun Karsa
Seorang pemimpin bila berada ditengah-tengah anak buah
memberikan penerangan/penjelasan dan membangkitkan semangat mereka dan
membangun kemauan untuk maju berprestasi lebih baik. Serta senantiasa memberi
bimbingan dan mengambil keputusan secara musyawarah dan mufakat mengutamakan
kepentingan masyarakat.
Ø Tut Wuri Andayani
Seorang pemimpin senantiasa membeikan dorongan/ motivasi
bagi anggotanya untuk melangkah ke depan, berarti melepas anak buah, mengikuti
dari belakang sambil melihat kemajuannya juga memberikan arahan
apabila ada penyimpangan dari tugas dan kewajiban yang harus
dilakukan.
Ø Maju Tanpa Bala
Seorang pemimpin adalah seorang ksatria sejati yang
senantiasa bersedia secara iklas berada terdepan di dalam berydnya baik
berkorban waktu, tenaga, materi, pikiran dan bahkan jiwanya sekalipun untuk mencapai
kesejahteraan, keadilan, kemakmuran, dan kelangsungan hidup masyarakat.
Ø Sakti Tanpa Aji
Seorang pemimpin tidaklah selalu menggunakan kekuatan atau
kekuasaan di dalam mengalahkan musuh-musuhnya namun berusaha menggunakan
pendektan pemikiran dan komunikasi (diplomasi) sehingga dapat menyadarkan dan
disegani para lawannya.
b. CATUR KOTAMANING NREPATI yang artinya empat sifat utama seorang
pemimpin, yaitu:
Ø
Jnana Wisesa Sudha
Yaitu memiliki pengetahuan yang luhur
dan suci.Maksudnya seorang pemimpin harus mengerti dan menghayati ajaran-ajaran
agama.
Ø
Kaprahitaning Praja
Seorang permimpin harus menunjukkan
belas kasihan kepada rakyat.Maksudnya seorang pimpinan harus betul-betul
menolong rakyat yang menderita dengan perbuatan yang nyata.Pertolongan itu
bersifat materil dan spiritual.
Ø
Kawiryan
Pemimpin harus berwatak
pemberani.Berani dalam arti menegakkan kebenaran dan menolong rakyat yang
menderita, harus dilaksanakan dengan penuh keberanian, karena membela rakyat
yang menderita, memang penuh tantangan dan resiko.
Ø
Wibawa
Seorang pemimpin harus berwibawa
terhadap bawahan, dan rakyatnya. Seorang pemimpin akan mempunyai wibawa apabila
ia menegakkan kebenaran serta dapat membela kepentingan rakyat yang menderita.
c.
ASTA BRATA yang artinya delapan sifat
mulia para dewa, yaitu:
Ø Indra Berata.
Pemimpin harus berwibawa dan dalam
tindakannya senantiasa memperjuangkan kemakmuran bagi rakyat, seperti hujan
yang dapat menyuburkan tumbuh-tumbuhan.
Ø Yama Berata.
Pemimpin hendaknya mengikuti
sifat-sifat Hyang Yama yaitu berani
menegakkan keadilan menurut hukum yang berlaku untuk mengayomi masyarakat.
Ø Surya Berata.
Pemimpin hendaknya mempunyai
sifat-sifat yang dimiliki oleh Surya atau Matahari sebagai sumber energi,
memberi semangat dan kekuatan pada kehidupan yang penuh dinamika.
Ø Candra Berata.
Pemimpin hendaknya mampu memberikan
penerangan kepada pengikut-pengikutnya dan masyarakat yang ada dalam
kegelapan.Pemimpin harus menampilkan wajah yang penuh kesejukan dan penuh
simpati, sehingga masyarakat merasa tenteram di bawah pengayomannya.
Ø Bhayu Berata.
Pemimpin hendaknya ibarat angin,
selalu berada di tengah-tengah masyarakat dan membawa kesegaran.Pemimpin harus
selalu turun ke bawah untuk denyut kehidupan masyarakat.
Ø Danada/Kwera Berata.
Pemimpin harus bijaksana dalam
mempergunakan dana atau uang, jangan menjadi pemboros yang akan dapat merugikan
negara dan rakyat. ”Danada berata” disebut juga ”artha berata” berarti pimpinan
harus mampu mempergunakan uang sehemat mungkin.
Ø Baruna Berata.
Pemimpin hendaknya memiliki wawasan
yang luas, sanggup mengatasi setiap gejolak dengan penuh kearifan. Disamping
itu pemimpin harus dapat mengatasi berbagai macam hambatan seperti: pengacauan
politik, pencurian dan kenakalan remaja.
Ø Agni Berata.
Pemimpin harus memiliki sifat ksatria
yang disertai dengan semangat yang tinggi bagaikan api yang tak akan berhenti
membakar, sebelum apa yang dibakar itu habis terbakar.
d. CATUR NAYA SANDHI yang artinya empat tindakan seorang pemimpin,
dalam Catur Naya Shandi pemimpin harus mempunyai sifat yaitu :
Ø
SAMA :
dapat menandingi kekuatan musuh
Ø
BHEDA :
dapat melaksanakan tata tertib dan disiplin kerja
Ø
DHANA :
dapat mengutamakan sandang dan papan untuk rakyat
Ø
ANDHA :
dapat menghukum dengan adil mereka yang bersalah.
F. MENGEMBANGKAN JIWA KEPEMIMPINAN
Orang berhasil mencapai potensi
mereka karena mau berusaha meningkatkan diri setiap hari.Mereka mencurahkan
waktu untuk menambah nilai diri. Karena melakukannya, mereka juga mampu
menambah nilai orang lain. Kita tidak akan dapat bertumbuh jika kita tidak mau
berubah. Dan kita tidak akan berubah, kecuali kita mengubah sesuatu dari apa
yang kita lakukan setiap hari.
1.
Bereskan Hal Kecil Lebih Dahulu
Kita harus memulai sesuatu dari hal
yang kecil.Sama halnya seperti kepemimpinan, kita harus mulai dengan yang kecil
dan meningkatkannya sedikit demi sedikit."Mulailah mengerjakan apa yang
perlu, kemudian lakukan apa yang bisa dikerjakan, dan tiba-tiba Anda akan mampu
mengerjakan apa yang tidak mungkin Anda kerjakan".Napoleon berkata,
"Satu-satunya penaklukan permanen dan tidak menyisakan penyesalan adalah
penaklukan atas diri sendiri.
2.
Instrumen Kepemimpinan
Instrumen pemimpin yang serbaguna
adalah komunikasi. Saat memimpin tim, jadikan pedoman berikut ini sebagai
standar untuk berkomunikasi dengan para bawahan. Tetaplah konsisten
berkomunikasi dengan jelas dan jagalah kesopanan.
3.
Kearifan
Kearifan adalah kemampuan menemukan
akar masalah dan tergantung pada intuisi dan pikiran yang sehat serta
rasional.Kearifan dibutuhkan untuk memaksimalkan efektivitas.Temukan akar
masalah tingkatkan kemampuan menyelesaikan akar masalah evaluasilah opsi Anda
untuk memperoleh pengaruh maksimal dan menggandakan peluang.
4.
Anda adalah Lensa Anda
Quote: Siapa diri kita menentukan cara Anda
memandang segala sesuatu. Kita tidak dapat memisahkan identitas kita dari
perspektif kita. Eksistensi dan pengalaman kita mewarnai cara kita memandang
segala hal. Cara orang memandang sesamanya merupakan cermin dari diri mereka.
Jika saya seorang yang bisa dipercaya, saya memandang orang lain sebagai orang
lain yang bisa dipercaya. Jika kita mengubah diri dan menjadi orang sebagaimana
orang yang kita kehendaki, kita akan mulai melihat orang lain dari sudut
pandang baru.
5.
Karakter adalah Segalanya
Dalam suatu organisasi para bawahan
diwajibkan untuk mengikuti seorang pemimpin.Namun ada beberapa orang tidak mau
mengikuti atau enggan mengikutinya.Jawabannya terletak pada kualitas karakter setiap
orang.Selain itu, ukuran kepemimpinan yang sejati adalah kemampuan persuasi
kita, tidak lebih dan tidak kurang.
6.
Mengembangkan Orang Lain
Orang yang mengembangkan orang lain
juga menghargai tim mereka, orang yang mengembangkan nilai orang lain
menghargai apa yang dihargai sasama anggota tim, orang yang mengembangkan orang
lain menambahkan nilai bagi sesama anggota tim, orang yang mengembangkan orang
lain membuat diri mereka jadi lebih berharga.
7.
Orang Perlu Tahu Bahwa Mereka Berguna
Bukanlah suatu kelemahan untuk
memberitahu orang lain bahwa kita menghargai mereka. Itu adalah tanda keamanan
dan kekuatan. Jika kita jujur mengenai kebutuhan kita akan pertolongan,
beritahukan secara spesifik nilai yang mereka tambahkan, masukkan mereka ketika
Anda membentuk tim untuk melakukan sesuatu yang lebih besar, sehingga orang
merasa menang. Pada dasarnya, setiap orang lapar akan penghargaan dan
pengakuan. Ketika kita berinteraksi dengan orang, perlambatlah langkah kita di
antara kerumunan orang itu. Cobalah mengingat nama mereka dan luangkan waktu
untuk menunjukkan bahwa kita peduli dengan mereka.
8.
Kekuatan untuk Tetap Fokus
Kunci untuk menjadi pemimpin yang
efektif adalah prioritas dan konsentrasi. Para pemimpin yang efektif
menghabiskan banyak waktu untuk berfokus pada apa yang bisa mereka kerjakan
dengan baik ketimbang pada apa yang keliru mereka kerjakan. Berfokuslah pada
kekuatan kita dan kembangkan hal itu.Ke sanalah waktu, energi, dan sumber daya
harus dicurahkan.
9.
Kelolah Sikap Anda Setiap Hari
Kita sering memberikan terlalu banyak
penekanan pada pembuatan keputusan, dan terlalu sedikit pada pengelolaan keputusan
yang telah kita buat.Ketika kita bangun di pagi hari, kita perlu mengingatkan
diri tentang keputusan yang sudah kita buat untuk memiliki sikap positif.Kita
perlu mengelola pemikiran kita dan mengarahkan tindakan agar konsisten dengan
keputusan kita. Jika kita bertanggung jawab atas sikap kita, mengakui hal itu
dapat mengubah cara hidup kita, mengelola hal itu setiap hari, memelihara dan
mengembangkan pikiran serta kebiasan positif, kita dapat membuat sikap tersebut
menajadi aset terbesar. Sikap itu dapat menjadi pencipta makna dalam kehidupan
kita, membuka pintu dan membantu kita mengatasi hambatan besar.
10.
Jadilah Terkesan, Bukan Mengesankan
Jika kita ingin memengaruhi orang
lain, jangan coba mengesankan mereka. Kebanggaan itu tidak lebih dari sekadar
bentuk mementingkan diri sendiri, dan kepura-puraan hanyalah jalan untuk
menjauhkan orang agar mereka tidak tahu siapa kita sebenarnya.Alih-alih begitu,
biarlah mereka yang mengesankan kita. Ini masalah sikap, orang yang berkarisma
yang mampu menarik orang lain agar mendekat adalah mereka yang berfokus pada
orang lain dan bukan pada diri sendiri. Mereka mengajukan pertanyaan-pertanyaan
tentang orang laindan bukan pada sendiri. Mereka mengajukan pertanyaan tentang
orang lain, mendengarkan dan tidak berusaha menjadi pusat perhatian dan tidak
pernah berpura-pura sempurna.
11. Mengarah pada Tujuan
Visi adalah segalanya bagi seorang
pemimpin karena visilah yang memimpin seorang pemimpin.Visi memicu dan menjadi
bahan bakar di dalam dirinya serta menggerakannya untuk maju. Visi berfungsi
sebagai pemicu semangat bagi orang lain untuk mengikuti si pemimpin. Tanpa
visi, seseorang hanya akan berputar-putar dalam lingkaran.
12.
Intisari kepemimpinan
Jika kita ingin menjadi pemimpin yang
diikuti orang, kita harus menerima dan sepakat tentang konsep pelayanan. Jika
sikap kita adalah suka dilayani dan bukan melayani, kita akan segera menuai
masalah. Kalau pelayanan bukan konsep hidup kita, hentikan bersikap seperti bos
terhadap orang lain, mulailah mendengarkan mereka. Hentikan fokus pada kemauan
diri sendiri, mulailah ambil resiko demi kebaikan orang lain. Hentikan melayani
diri sendiri dan mulailah melayani orang lain.
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kepemimpinan dan pemimpin adalah dua hal yang berbeda, dimana kepemimpinan
adalah proses mempengaruhi, memotivasi, mengajak dan memberi contoh yang
dilakukan oleh pemimpin kepada bawahannya untuk mau bekerjasama dalam mencapai
suatu tujuan tertentu. Sedangakan pemimpin adalah orang yang memiliki wewenang
untuk menjalankan fungsi kepemimpinan yang meliputi mengatur, mengarahkan,
mengorganisasikan maupun membantu mengembangkan kemampuan dalam diri bawahannya
sehingga mampu menjalankan tugas-tugasnya dengan baik dan dapat bersama-sama
mencapai suatu tujuan organisasi atau perusahaan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Jadi kepemimpinan merupakan suatu proses yang dilakukan oleh
seseorang sebagai seorang pemimpin.
B. SARAN DAN KRITIK
Jiwa kepemimpinan dalam diri manusia dapat dikembangkan
tergantung bagaimana manusia itu mau mengembangkan jiwa kepemimpinannya. Jiwa
kepemimpinan dalam kehidupan sosial sangatlah dibutuhkan, untuk itu sebaiknya
jiwa kepemimpinan dalam setiap pribadi manusia selalu dipupuk dan dikembangkan.
Jika kita tidak mampu mengembangkan jiwa kepemimpinan untuk memimpin orang
banyak, setidaknya mengembangkan jiwa kepemimpinan untuk diri kita sendiri,
sehingga kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik.
Melihat kondisi Bangsa ini, kita sangat membutuhkan
seorang pemimpin yang tangguh dan memiiliki seluruh kriteria seorang pemimpin,
bukan seorang pemimpin yang hanya mementingkan diri sendri atau melihat dari
sudut pandangnya sendiri. Jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik,
maka tentu saja pengikutnya atau rakyat tidak akan mau mengikutinya lagi. Oleh
karena itu seorang pemimpin harus memahami dengan baik tugas, fungsi dan makna
dari kepemimpinan itu sendiri, karena kualitas suatu kelompok itu tergantung
dari kualitas pemimpin itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.ut.ac.id/html/suplemen/adpu4334/w2_3_1_1.htm
id.wikipedia.org/wiki/Kepemimpinan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar